BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA PEMBANTU
PERHITUNGAN
BIAYA PESANAN DAN BIAYA PROSES
Produksi
dan Perhitungan Biaya Pesanan
Perusahaan beroperasi dalam industri berdasarkan pesanan
menghasilkan produk atau jasa yang biasanya berbeda satu dengan yang lain.
Produksi dengan kalkulasi biaya sangat coock dengan kategori ini karena produk
dibuat berdasarkan pesanan karena menyediakan jasa yang berbeda untuk setiap
pelanggan.
Contoh: percetakan, furniture, bengkel, jasa kecantikan. Pada sistem ini
produksi pesanan, biaya akumulasi oleh pekerjaan, pembebanan ini disebut Sistem
Kalkulasi Biaya Pesanan (Job-Order Costing Sistem).Pada perusahaan
berdasarkan pesanan, pengumpulan biaya menurut pekerjaan sangat penting bagi
manajemen.Perusahaan dalam industri produksi massal memproduksi sejumlah besar
produk yang mirip atau homogen. Contoh proses seperti ini ditemukan pada
perusahaan makanan, semen, bahan bakar. Masalahnya adalah biaya 1 unit produk
adalah identik dengan biaya produk lainnya. Contoh Proses dalam perusahaan
jasa: departemen kliring cek dari bank mengeluarkan biaya yang sama untuk
menguangkan cek tidak peduli besar dananya atau atas nama siapa cek tersebut
ditulis.
Karakteristik
Usaha Perusahaan yang Produksinya Berdasarkan Pesanan
1. Proses pengolahan produk terjadi secara
terputus-putus. Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi
dihentikan dan mulai dengan pesanan berikutnya.
2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan oleh pemesan. Pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang
lain.
3. Produksi ditujukan untu
memenuhi pesanan,bukan untuk memenuhi persediaan digudang.
Karakteristik
Metode Harga Pokok Pesanan
1.
Perusahaan
meproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap
jenis produk dihitung harga pokok produksinya individual.
2.
Biaya
produksi harus digologkan menjadi biaya produksi langsung & biaya produksi
tidak langsung
3.
Biaya
produksi lansung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu
berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi,sedangkan biaya overhead pabrik
dihitung kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
4.
Harga
pokok produksi perunit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan
cara membagi jumlah biaya produsi yang dikeluarkan untuk pesanan dengan jumlah
unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan
1. Menentukan
harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
2. Mempertimbangkan
penerimaan atau penolakan pesanan.
3. Memantau
realisasi biaya produksi.
4. Menghitung
laba atau rugi tiap pesanan.
5. Menentukan
harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam
neraca.
Menentukan Harga
Jual Yang Akan Dibebankan Kepada Pemesan
Perusahaan
yang produksinya bedasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi
yang ditentukan oleh pemesan. Biaya produksi pesanan yang satu berbeda dengan
biaya produksi pesanan yang lain.Harga
jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya
produksi yang akan dikeluarkan untuk pesanan tersebut.
Perbandingan
Perhitungan Biaya Pesanan dengan Biaya Proses
No
|
Perhitungan Biaya Pesanan
|
Perhitungan Biaya Proses
|
1
|
Produk sangat bervariasi.
|
Produk bersifat homogen.
|
2
|
Biaya diakumulasi berdasarkan
pesanan kerja.
|
Biaya diakumulasi berdasarkan
proses atau departemen.
|
3
|
Biaya per-unit dihitung melalui
pembagian jumlah biaya pekerjaan dengan unit yang diproduksi untuk pekerjaan
tersebut.
|
Biaya per-unit dihitung melalui
pembagian biaya proses satu periode dengan unit yang diproduksi selama
periode tersebut.
|
KARTU HARGA POKOK (JOB ORDER COST SHEET)
Kartu harga pokok merupakan
catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan.Kartu harga pokok
berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya
produksi tiap pesanan produk.Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan
tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan.Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung terhadap
pesanan tertentu dan biaya produksi tidak langsung dalam hubungannya dengan
pesanan tersebut.Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok
pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak
langsung dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif tertentu.
Karakteristik
Manufaktur Proses
Perhitungan biaya
proses berfungsi dengan baik apabila produk-produk yang relatif sejenis melalui
proses berurutan dan menerima biaya produksi yang hampir sama.Pabrik
manufaktur yang besar, seperti pabrik kimia, makanan, dan ban mobil,
menggunakan perhitungan biaya proses. Dalam beberapa kondisi manufaktur mungkin
perlu menggunakan campuran perhitungan biaya pesanan dan proses. Penggunaan
prosedur pesanan untuk membebankan biaya bahan baku ke produk dan pendekatan
proses untuk membebankan biaya konversi dikenal sebagai perhitungan biaya operasional(operation
costing).
Tipe Manufaktur Proses
Dalam
suatu perusahaan dengan sistem proses, unit-unit produksi umumnya melalui
rangkaian departemen manufaktur atau produksi; di tiap departemennya atau di
tiap proses, suatu proses operasi akan membawa suatu produk satu langkah lebih
dekat ke penyelesaian. Dalam tiap departemen, bahan baku, tenaga kerja, dan
overhead mungkin dibutuhkan, saat penyelesaian proses tertentu, barang setengah
jadi dipindahkan ke departemen berikutnya. Setelah melewati departemen
terakhir, barang selesai diproduksi dan dipindahkan ke gudang. Dalam proses berurutan(sequential processing), unit-unit produksi harus melalui satu
proses sebelum mereka dapat dikerjakan dalam
proses. Pola lainnya adalah proses parallel(parallel processing), yaitu dua atau
lebih proses berurutan dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang jadi.
Bagaimana Biaya Mengalir Melalui
Berbagai Akun dengan Perhitungan Biaya Proses
Arus
biaya produksi untuk sistem perhitungan biaya proses secara umum sama dengan
sistem perhitungan biaya pesanan. Begitu bahan baku dibeli, biaya bahan baku
ini mengalir ke dalam akun persediaan bahan baku. Biaya bahan baku, tenaga
kerja langsung, overhead yang dibebankan akan mengalir ke dalam akun barang
dalam proses. Ketika barang telah selesai, biaya barang yang telah selesai
mengalir dari akun barang dalam proses ke barang jadi. Akhirnya, ketika barang
terjual, biaya barang jadi dipindahkan ke akun harga pokok penjualan.Ayat
jurnal secara umum paralel dengan yang telah dijelaskan dalam sistem
perhitungan biaya pesanan.
Aliran Biaya Produksi melalui
Berbagai Akun Perusahaan dengan Perhitungan Biaya Proses
Akumulasi Biaya dalam Laporan
Produksi (Production Report)
Dalam perhitungan biaya
proses, biaya akumulasi per departemen untuk periode waktu tertentu. Laporan
produksi adalah dokumen yang meringkas aktivasi
manufaktur yang terjadi di suatu departemen dalam periode tertentu.
Sebuah laporan produksi mengandung informasi biaya-biaya yang transfer masuk
dari departemen sebelumnya, serta biaya-biaya yang ditambahkan dalam departemen
itu sendiri, seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead;
semua ini masuk ke buku pembantu akun barang dalam proses, sama halnya seperti
lembar biaya pesanan adalah buku pelengkap, akun barang dalam proses di sistem
perhitungan biaya pesanan. Laporan produksi memberikan informasi tentang
unit-unit produk yang diproses secara fisik dalam sebuah departemen serta biaya
produksi yang terkait dengan unit-unit produk tersebut.Oleh karena itu, laporan
produksi dibagi menjadi bagian informasi unit dan bagian informasi biaya.
Dampak Persediaan Barang dalam
Proses pada Perhitungan Biaya Proses
Perhitungan
biaya per unit pada pekerjaan yang dilakukan pada suatu periode adalah bagian
penting dari laporan produksi.Biaya per
unit ini dibutuhkan untuk 2 hal: menghitung biaya barang yang ditransfer keluar
dari departemen dan menghitung nilai akhir persediaan barang dalam proses. Anda
dapat berpikir bahwa hal ini mudah dilakukan, cukup membagi biaya total dengan
jumlah unit yang diproduksi. Akan tetapi, adanya persediaan barang dalam proses
menimbulkan masalah. Pertama, mendefinisikan suatu unit produksi bias jadi
sulit, menimbang bahwa beberapa unit yang diproduksi selama suatu periode telah
selesai, sementara yang di dalam persediaan akhir, belum selesai. Hal ini
ditangani melalui konsep produksi unit ekuivalen. Kedua, bagaimana seharusnya
biaya awal dari barang dalam proses diperlakukan? Haruskah mereka disatukan
dengan biaya periodik terakhir atau dipisah serta ditransfer keluar terlebih
dahulu?Dua metode telah dikembangkan untuk mengatasi masalah ini: metode
rata-rata tertimbang dan metode FIFO.
Produksi Unit Ekuivalen
Berdasarkan
definisinya, persediaan akhir barang dalam proses adalah barang yang belum
selesai. Oleh karena itu, suatu unit yang telah selesai dan ditransfer keluardalam suatu periode, tidak identik
(atau ekuivalen) dengan unit dalam
persediaan akhir barang dalam proses, biaya yang terkait pada tiap unit
seharusnya tidak sama. Dalam perhitungan
biaya per unit, output pada suatu periode harus ditentukan. Masalah
utama perhitungan biaya proses adalah membuat penentuan ini.
Untuk
menggambarkan masalah output perhitungan biaya proses, anggaplah bahwa
Departemen A memiliki data bulan Oktober sebagai berikut:
Jumlah unit di
persediaan awal barang dalam proses -
Jumlah unit yang
telah selesai 1.000
Jumlah unit di
persediaan akhir barang dalam proses 600
Total biaya
produksi $
11.500
Berapakah
output dalam bulan Oktober untuk departemen ini? 1.000? 1.600? Jika kita bilang
1.000 unit, kita mengabaikan usaha yang dilakukan atas unit-unit di barang
dalam proses yang terakhir. Lebih lanjut, biaya produksi yang muncul dalam
bulan Oktober milik keduanya, unit yang telah selesai dan unit yang sebagian
telah selesai dalam persediaan akhir barang dalam proses. Di lain pihak, jika
kita menyebut 1.600 unit, kita mengabaikan kenyataan bahwa 600 unit dalam akhir
barang dalam proses hanyalah unit yang sebagian telah selesai. Bagaimanapun,
output harus diukur sehingga mencerminkan usaha yang dilakukan untuk unit yang
telah usai dan unit yang sebagian telah selesai. Solusinya adalah menghitung
output unit ekuivalen. Output unit
ekuivalen adalah unit telah terselesaikan yang dapat diproduksi dengan
jumlah usaha manufaktur yang telah dilakukan dalam periode acuan.
Dalam
contoh yang tersedia, 600 unit dalam
akhir barang dalam proses telah 25 persen selesai; hal ini ekuivalen untuk 150
unit yang telah total selesai (600 x 25%). Oleh sebab itu, unit-unit yang
ekuivalen untuk bulan Oktober menjadi 1.000 unit yang telah selesai plus 150
unit yang ekuivalen dalam akhir barang dalam proses, dengan total 1,150 unit
output.
Dua Metode Perlakuan Persediaan
Awal Barang dalam Proses
Dua pendekatan telah
dihasilkan untuk menangani output periode terdahulu dan biaya periode terdahulu
yang ditemukan pada persediaan awal barang dalam proses: metode rata-rata
tertimbang (weight average costing method) dan First-In, First-Out (FIFO), untuk menghitung biaya per unit dalam
periode saat ini pada suatu departemen. Pada dasarnya metode perhitungan biaya rata-rata
tertimbang menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode saat
ini, dan hanya satu biaya unit rata-rata yang dihitung dan dibebankan baik pada
unit yang ditransfer keluar, maupun pada unit yang tetap dalam persediaan
akhir.Metode perhitungan biaya FIFO,
di lain pihak memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi
dalam periode saat ini. Diasumsikan bahwa unit dari persediaan awal
diselesaikan lebih dahulu, dan ditransfer
keluar bersama dengan semua biaya periode sebelumnya ditambah biaya periode saat ini
yang diperlukan untuk menyelesaikan unit-unit tersebut. Selanjutnya, produksi
periode saat ini dimulai dan diselesaikan (serta ditransfer keluar hanya dengan
memakai biaya periode saat ini), atau dibiarkan tidak selesai dan diperlakukan
sebagai persediaan akhir barang dalam proses.
Dua Metode Perlakuan
Persediaan Awal Barang dalam Proses
Dua pendekatan telah dihasilkan untuk
menangani output periode terdahulu dan biaya periode terdahulu yang ditemukan
pada persediaan awal barang dalam proses: metode rata-rata tertimbang (weight
average costing method) dan First-In,
First-Out (FIFO), untuk menghitung biaya per unit dalam periode saat ini
pada suatu departemen. Pada dasarnya metode perhitungan biaya rata-rata
tertimbang menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode saat ini,
dan hanya satu biaya unit rata-rata yang dihitung dan dibebankan baik pada unit
yang ditransfer keluar, maupun pada unit yang tetap dalam persediaan akhir.
Metode perhitungan biaya FIFO, di lain pihak memisahkan unit dalam persediaan
awal dari unit yang diproduksi dalam periode saat ini. Diasumsikan bahwa unit
dari persediaan awal diselesaikan lebih dahulu, dan ditransfer keluar bersama dengan semua biaya periode sebelumnya ditambah biaya periode saat ini
yang diperlukan untuk menyelesaikan unit-unit tersebut. Selanjutnya, produksi
periode saat ini dimulai dan diselesaikan (serta ditransfer keluar hanya dengan
memakai biaya periode saat ini), atau dibiarkan tidak selesai dan diperlakukan
sebagai persediaan akhir barang dalam proses.
Biaya Rata-Rata Tertimbang
Metode
perhitungan biaya rata-rata tertimbang memperlakukan biaya awal persediaan dan
output ekuivalen yang mengikutinya, sebagai milik periode waktu
berjalan. Hal ini dilakukan dengan menambahkan
biaya produksi pada awal barang dalam proses ke biaya produksi yang muncul
selama periode berjalan. Total biaya diperlakukan sebagai total biaya produksi
periode berjalan. Begitu juga persediaan awal output dan output periode berjalan, digabungkan
dalam perhitungan unit ekuivalen. Dengan metode rata-rata tertimbang, output
unit ekuivalen dihitung dengan menambahkan unit-unit yang telah selesai ke unit
unit ekuivalen pada akhir barang dalam proses.
Lima Langkah dalam
Persiapan Laporan Produksi
Laporan produksi meringkas biaya dan
aktivitas manufaktur bagi suatu departemen produksi untuk suatu periode
tertentu. Laporan produksi dapat bertindak sebagai buku pelengkap untuk akun
barang dalam proses bagi suatu departemen. Pola umunya digambarkan dalam lima
langkah berikut:
1. Analisis aliran unit secara fisik
2. Perhitungan unit-unit ekuivalen
3. Perhitungan biaya per unit
4. Penilaian persediaan (barang
ditransfer keluar dari akhir barang dalam proses)
5. Rekonsiliasi biaya
Step 1. Analisis aliran unit secara fisik
Physical Flow Schedule
|
||||
Mixing Departement
|
||||
Units to account
for:
|
|
|||
|
Unit beggining work
in process
|
10.000
|
||
|
Units started
during October
|
70.000
|
||
|
Total units to
account for
|
80.000
|
||
Units accounted for
|
|
|||
|
Unit complete and
trabsferred outL
|
|
||
|
Started and
completed
|
50.000
|
|
|
|
From beginning work
in process
|
10.000
|
60.000
|
|
|
Units ending work
in process (40% complete)
|
20.000
|
||
|
Total units
accounted for
|
80.000
|
||
|
|
|
|
|
Step 2. Perhitungan unit-unit ekuivalen
Equivalent Units of Production
|
|||||
Weighted Average Method
|
|||||
|
|
|
Direct Materials
|
|
ConversionCost
|
Units completed
|
60.000
|
60.000
|
|||
Add: Units in
ending work in process
|
|
||||
|
x percentage
complete
|
|
|||
|
2,000 x 100%
|
20.000
|
-
|
||
|
2,000 x 40%
|
-
|
8.000
|
||
Equivalent units of
output
|
80.000
|
68.000
|
|||
|
|
|
|
|
|
Step 3. Perhitungan
biaya per unit
Unit
direct material cost = ($1,000 +
$12,600)/80,000
=
$0.17
Unit conversion costs = ($350 + $3,050)/68,000
=
$0.05
Total
unit cost = unit direct material cost +
unit conversion costs
=
$0.17 + $ 0.05
=
$0.22 per completed unit
Step 4. Penilaian
persediaan (barang ditransfer keluar dari akhir barang dalam proses)
Cost
of goods transferred out = $0.22 x 60,000
=
$13,200
Direct
materials: $0.17 x 20,000 = $3.400
Conversion
costs: $0.05 x 8,000 = 400
Total Cost = $3,800
Step 5.
Rekonsiliasi Biaya
Cost to account
for:
|
|||
Beginning work in
process
|
$ 1,350
|
||
Incurred during the
period
|
15,650
|
||
Totalm cost to
account for
|
$ 17,000
|
||
Cost accounted for:
|
|||
Goods transferred
out
|
$ 13,200
|
||
Ending work in
process
|
3,800
|
||
Total cost to account
for
|
$ 17, 000
|
Laporan
Produksi
Production Report
|
||||||||
Mixing Departement
|
||||||||
|
|
|
||||||
Estrella Company
|
||||||||
Mixing Departement
|
||||||||
Production Report for October
|
||||||||
(Weighted Average Method)
|
||||||||
Unit Information
|
|
|
||||||
Units to account
for:
|
Units accounted for:
|
|
||||||
|
Units, beginning
work in process
|
10.000
|
Units completed
|
60.000
|
||||
|
Units started
|
70.000
|
Units, ending work in process
|
20.000
|
||||
|
Total unit to
account for
|
80.000
|
Total units accounted for
|
80.000
|
||||
|
|
|||||||
|
|
|||||||
|
Equivalent
Units
|
|
||||||
|
Direct
Materials
|
Conversion
costs
|
|
|||||
Units completed
|
60.000
|
60.000
|
|
|||||
Units, ending work
in process
|
20.000
|
8.000
|
|
|||||
Equivalent units of
output
|
80.000
|
68.000
|
|
|||||
Cost Information
|
||||||||
Cost to account
for:
|
Direct
Materials
|
Conversion
Costs
|
TOTAL
|
|||||
|
Beginning work in
process
|
1.000
|
350
|
1.350
|
||||
|
Incured during the
period
|
12.600
|
3.050
|
15.650
|
||||
|
Total costs to
account for
|
13.600
|
3.400
|
17.000
|
||||
|
Devided by
equivalent units
|
80.000
|
6.800
|
|||||
|
Cost per equivalent
unit
|
$
0.17
|
$
0.05
|
$
0.22
|
||||
Cost accounted for:
|
|
|||||||
|
Unit transferred
out ( 60,000 x $0.22)
|
13.200
|
||||||
|
Ending work in process:
|
|||||||
|
Direct materials
(20,000 x $0.17)
|
3.400
|
||||||
|
Conversion costs
(8,000 x $0.05)
|
400
|
3.800
|
|||||
|
Total costs
accounted for
|
17.000
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Evaluasi Metode
Rata-rata Tertimbang
Keuntungan utama metode rata-rata tertimbang
adalah kesederhanaannya. Dengan memperlakukan unit pada persediaan awal barang
dalam proses sebagai milik perode yang berjalan, semua unit ekuivalen akan
termasuk dalam kategori yang sama pada saat menghitung biaya per unit. Jadi,
perhitungan biaya per unit disederhanakan. Kelemahan utama metode ini adalah
mengurangi keakuratan perhitungan biaya per unit untuk output periode berjalan
dan untuk unit pada persdeiaan awal barang dalam proses. Jika biaya per unit
dalam suatu proses secara relative stabil dari stu period eke periode
berikutnya, metode rata-rata tertimbang cukup akurat. Akan tetapi, jika harga
input manufkatur meningkat secara signifikan dari periode satu ke berikutnya,
biaya per unit output saat ini dinyatakan terlalu rendah, dan biaya per unit
pada awal barang dalam proses dinyatakan terlalu tinggi. Jika menginginkan
keakuratan yang lebih baik dalam perhitungan biaya per unit, perusahaan
seharusnya menggunakan FIFO untuk menentukan biaya per unit.
Keberadaan Beberapa
Input dan Departemen
Pembebanan Input
Manufaktur Tidak Seragam
Hingga sejauh ini, kita menganggap bahwa
barang dalam proses telah 60 persen selesai, yang berarti bahwa 60 persen bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang diperlukan untuk
menyelesaikan proses telah digunakan dan 40 persen sisanya diperlukan untuk
menyelesaikan unit produksi. Dengan kata lain, kita telah berasumsi bahwa input
manufaktur dibebankan secara seragam begitu proses manufaktur berjalan. Asumsi
bahwa pembebanan biaya konversi seragam (tenaga kerja langsung dan overhead)
bukannya tidak wajar. Input tenaga kerja langsung biasanya dibutuhkan sepanjang
proses, dan overhead secara normal dibebankan dengan dasar jam tenaga kerja
langsung. Bahan baku langsung, sebaliknya, tidak di bebankan secara seragam.
Dalam banyak contoh, bahan baku ditambahkan baik pada awal ataupun akhir
proses.
Keberadaan Beberapa
Departemen
Dalam proses manufaktur, beberapa
departemen menerima barang-barang yang baru selesai sebagian,dari
departemen-departemen sebelumnya. Pendekatan yang umumya dilakukan adalah
memperlakukan barang-barang yang ditransfer masuk sebagai kategori bahan baku
terpisah, ketika menghitung unit ekivalen. Dalam penanganan barang-barang yang
ditransfer masuk, dua hal penting sebaiknya diingat. Pertama, biaya bahan baku
adalah biaya barang yang ditranfer keluar sebagaimana dihitung didepartemen
sebelumnya. Kedua, unit-unit yang mulai dikerjakan dalam departemen berurutan,
berhubungan dengan unit yang ditransfer keluar dari departemen sebelumnya
(anggaplah bahwa terdapat suatu hubungan langsung antara ukuran output di kedua
departemen).
Laporan
Produksi-Perhitungan Biaya FIFO
Dalam
metode perhitungan biaya FIFO, unit ekuivalen dan biaya produksi di awal
barang dalam proses tidak termasuk dalam
perhitungan biaya per unit periode berjalan.Metode ini
mengaki bahwa pekerjaan dan biaya yang dibawa dari periode sebelumnya adalah
sah milik periode tersebut.
Perbedaan Antara Metode
FIFO dan Rata-rata Tertimbang
FIFO
|
Weighted Average
|
||||||||
Direct Materials
|
Conversion Costs
|
Direct Materials
|
Conversion Cost
|
||||||
Costs
|
12.600
|
3.050
|
13.600
|
3.400
|
|||||
Output (units)
|
70.000
|
61.000
|
80.000
|
68.000
|
|||||
Unit Costs
|
$ 0.18
|
$ 0.05
|
$0.17
|
$0.05
|
|||||
Jika terjadi perubahan harga input
manufaktur dari satu periode ke periode berikutnya, maka FIFO menghasilkan
biaya per unit yang lebih akurat (dan karenanya, lebih terkini) daripada metode
rata-rata tertimbang. Biaya per unit yang lebih akurat memiliki arti
pengendalian biaya yang lebih baik, keputusan penentuan harga yang lebih baik,
dan lainnya. Tetapi, ingatlah bahwa suatu periode sangat pendek, seperti satu
minggu atau satu bulan, biaya per unit yang telah di hitung dengan kedua metode ini tidak terlalu jauh
berbeda. Dalam hal ini, metode FIFO memiliki sedikit, jika ada, keuntungan yang
ditawarkan daripada metode rata-rata tertimbang.Mungkin karena alasan ini,
banyak perusahaan menggunakan metode rata-rata tertimbang.Oleh karena FIFO
mengeluarkan pekerjaan dan biaya periode sebelumnya, kita perlu membuat dua
kategori unit yang telah diselesaikan. Metode FIFO berasumsi bahwa unit-unit di
awal barang dalam proses telah diselesaikan terlebih dahulu, sebelum unit baru
mulai dikerjakan. Pertama, kategori unit yang telah selesai adalah unit di awal
barang dalam proses. Kategori kedua adalah untuk unit-unit yang mulai
dikerjakan dan selesai selama periode berjalan.Kedua kategori unit yang
diselesaikan ini diperlukan dalam metode FIFO agar tiap kategori dapat diperhitungkan
biayanya secara benar.Untuk unit yang mulai dikerjakan dan diselesaikan dalam
periode berjalan, biaya per unit diperoleh dengan membagi total biaya produksi
saat ini dengan output ekuivalen periode berjalan. Tetapi, untuk unit yang
berasal dari awal barang dalam proses, total biaya produksi terkait merupakan
jumlah biaya periode sebelumnya plus biaya
yang muncul dalam periode berjalan, untuk menyelesaikan unit-unit
tersebut.
Alokasi Biaya
Merupakan biaya-biaya yang
memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan
dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk, disebut sebagai biaya bersama (commont cost). Contohnya: upah yang dibayarkan
pada penjaga keamanan di suatu pabrik merupakan biaya bersama semua produk berbeda
yang diproduksi di pabrik tersebut. Manfaat keamanan dapat dirasakan oleh semua
produk, tetapi pembebanan biaya keamanan kesetiap produk adalah proses
arbitrer.
Jenis Jenis Departemen
Dalam model fungsi diperusahaan,
obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua kategori departemen yaitu:
Departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada
pembuatan produk atau jasa yang dijual pada pelanggan.
Departemen
produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang
diproduksi.Contoh, departemen pengesahan dan perakitan.Departemen pendukung
menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi.
Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk organisasi
tersebut, misalnya: pemeliharaan, permesinan.
Langkah – Langkah dalam Pengalokasian Biaya
Departemen Pendukung ke Departemen Produksi
1.
Membagi
perusahaan ke dalam departemen-departemen.
2.
Mengklasifikasikan
tiap departemen sebagai departemen pendukung atau departemen produksi
3.
Menelusuri
semua biaya overhead perusahaan di departemen pendukungatau departemen
produksi.
4.
Mengalokasikan
biaya departemen pendukung ke departemen produksi
5.
Menghitung
tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu untuk departemen produksi
Jenis Jenis Dasar Alokasi
Departemen
produksi membutuhkan jasa pendukung.Oleh sebab itu, biaya departemen pendukung
ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi.Faktor-faktor penyebabnya adalah
variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang menyebabkan munculnya
biaya jasa pendukung.Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen
pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentivikasi faktor
penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan
biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui,
para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.
Tujuan Alokasi
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya
departemen pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:
1. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga
yang menguntungkan
2. Untuk
menghitung profibilitas lini produk
3. Untuk
memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian
4. Untuk
meniai persedian
5. Untuk
memotivasi para manajer
Jika biaya tidak dialokasikan dengan akurat, biaya beberapa
jasa dapat terlalu tinggi, hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi
dan hilangnya potensi bisnis, sebaliknya, jika biaya terlalu rendah dan
mengakibatkan kerugian pada jasa ini.Hal yang berhubungan dekat dengan
penentuan harga adalah laba.Dengan menilai laba berbagai jasa, seseorang
manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.Tentu
saja biaya yang akurat adalah hal yang penting untuk menentukan laba.
Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer.Jika
biaya departemen pendukung tidak di alokasikan ke departemen produksi, para
menejer dapat memperlakukan jasa ini seakan-akan jasa tersebut gratis. Tentu
saja, pada kenyataanya, biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari nol. Dengan
mengalokasikan biaya dan meminta para manejer departemen produksi bertanggung
jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi dapat memastikan bahwa
para manejer akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat marginal suatu jasa
sama dengan biaya marginalnya. Jadi, mengalokasikan biaya jasa membantu tiap
departemen produksi memilih tingkat konsumsi yang benar.
Pengalokasian Biaya Satu Departemen
Ke Departemen Lainnya
1.
Tarif Pembebanan Tunggal
Sebagai
contoh bahwa perusahaan mengembangkan departemen foto copy sendiri untuk
melayani tiga departemen produksinya (audit, pajak, dan konsultan menajemen
sistem atau MAS). Biaya departemen foto copy termasuk biaya tetap sebesar
$0,023 per lembar foto copy (kertas dan tinta). Estimasi penggunaan (dalam
kertas) oleh ketiga departemen produksi adalah sebagai berikut ;
Departemen audit
|
94.500
|
Departemen pajak
|
67.500
|
Departemen MAS
|
108.000
|
Total
|
270.000
|
Jika tarif
pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan digabungkan
dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). total biaya
sebesar $32.400 dibagi dengan estimasi jumlah lembar yang di foto copy sebanyak
270.000 yang akan menghasilkan tarif per lembar sebesar $0,12.Jumlah yang d
bebankan ke departemen produksi merupakan suatu fungsi jumlah lembar yang di
foto copy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual adalah ssebagai berikut ;
departemen audit sejumlah 92.000 lembar; dan departemen MAS 115.000 lembar.
Total biaya foto copy yang dibebankan pada masing-masing departemen dapat
diperlihatkan sebagai berikut ;
Ket
|
Jumlah
|
x
|
Pembebanan
|
=
|
Total
|
Lembar
|
per
Lembar
|
Pembebanan
|
|||
Audit
|
92.000
|
$0,12
|
$11.040
|
||
Pajak
|
65.000
|
0,12
|
7.800
|
||
MAS
|
115.000
|
0,12
|
13.800
|
||
Total
|
272.000
|
$32.640
|
Apakah
departemen foto copy membutuhkan $32.640 untuk membutuhkan 272.000
lembar? Tidak, departemen foto copy hanya membutuhkan $32.446 [$26.190 +
9272.000 x $0,023)].
2. Tarif
Bembebanan Berganda
Walaupun
penggunaan tarif tunggal adalah sederhana, namun hal ini mengabaikan dampak
diferensial dari perubahan penggunaan biaya.Biaya variabel departemen pendukung
naik sesuai tingkat kenaikan jasa.Sebagai contoh, biaya kertas dan tinta untuk
departemen foto copy meningkat sesuai peningkatan jumlah lembar yang d foto
copy.
Biaya jasa
tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di keluarkan guna
menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirm unit jasa yang dibutuhkan
oleh departemen produksi.Ketika departemen pendukung dibentuk, kemampuan
mengirimnya dirancang untuk melayani kebutuhan jangka panjang departemen
produski.Karena kebutuhan jasa pada awalnya menyebabkan penciptaan kemampuan
pelayanan, maka adalah beralasan untuk mengalokasikan biaya jasa tetap
berdasarkan kebutuhan tersebut.
Pengalokasian biaya tetap mengikuti prosedur tiga langkah ;
a) Penetapan
biaya tetap yang di anggarkan.
b) Perhitungan
rasio proporsi, dengan rumus ;
Rasio Proporsi = Jumlah
masing masing departemen : total
c) Pengalokasian,
dengan rumus ;
Alokasi
= Rasio proporsi x Biaya jasa tetap yang di
anggarkan
Yang dapat di asumsikan sebagai berikut :
|
Jumlah
Halaman
Tertinggi
|
Proporsi
Penggunaan
Tertinggi
|
Total
Biaya tetap
|
Jumlah
yang dialokasikan ke Departemen lain
|
Audit
|
7.875
|
O,2O
|
$26.19O
|
$5.328
|
Pajak
|
22.5OO
|
O,57
|
$26.19O
|
$14.928
|
MAS
|
9.OOO
|
O,23
|
$26.19O
|
$6.O24
|
|
39.375
|
|
|
$26.19O
|
Aktual Pembebeanan Biaya;
Departemen Audit 92.000 halaman, Departemen Pajak 65.0000, dan Departemen MAS
115.000 Halaman, maka perhitungan pembebanannya adalah :
|
Jumlah
Halaman
X
$O,O23
|
X Alokasi Biaya Tetap
|
= Total
Pembebanan
|
Audit
|
$2.116
|
$5.238
|
$7.354
|
Pajak
|
$1.495
|
$14.928
|
$16.423
|
MAS
|
$2.645
|
$6.O24
|
$8.669
|
|
$6.256
|
$26.19O
|
$32.446
|
3. Penggunaan
Aktual Versus yang di Anggarkan
Prinsip
umum dari evalusai kerja adalah bahwa manajer tidak boleh di bebani tanggung
jawab atas biaya atau aktivitas yang berada di laur kendalinya. Karena para
manajer departemen produksi memiliki input yang signifikan berkaitan
dengan tingkat jasa yang di konsumsi, mereka harus di bebani tanggung jawab
atas bagian biaya jasa mereka. Namun, pernyataan ini, mempunyai kualifikasi
penting ; evaluasi departemen tidak boleh dipengaruhi oleh tingkat efisiensi
yang di capai oleh departemen lain.
Ingatlah
bahwa biaya tetap tahunan yang dianggarkan adalah sebesar $26.190 dan biaya
variabel yang dianggarkan adalah $0,023. Ketiga departemen produksi ; audit,
pajak, dan MAS. Mengestimasikan penggunan masing-masing sebesar 94.500 lembar,
57.500 lembar, dan 108.000 lembar.Berdasarkan data tersebut biaya yang
dialokasikan kesetiap departemen pada awal tahun. Bahwa metode tarif tunggal
menghasilakn pengalokasian yang sama dengan metode tarif berganda apabila
angka yang dianggarkan digunakan.
Memilih Metode Alokasi Biaya
Departemen Pendukung
Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung
yang digunakan, perusahaan hatus menetapkan batasan ineraksi departemen
pendukung. Selain itu, mereka harus menimbang biaya dan manfaat yang
berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian biaya, yakni ;
1. Metode
langsung
Adalah
metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya departemen
pendukung.Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen produksi
secara proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa.Biaya tetap
juga dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi berdasarkan
proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi.
2. Metode
Berurutan
Metode ini
mengetahui bahwa interaksi diantara epartemen pendukung telah terjad.Akan
tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen pendukung.Alokasi
biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur penetapan
peringkat yang ditentukan terlebih dahulu.Biasanya urutanya ditentukan dengan
menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang
diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil. Tingkat jasa biasanya di ukur
dengan biaya langsung dari setiap departemen pendukung; departemen dengan biaya
tertinggi dinilai sebagai pemberi dana terbesar.
3. Metode
timbal balik
Metode ini
mengakui semua interaksi di antara deprtemen pendukung. Menurut metode ini
salahs atu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam
menentukan total biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya
mencerminkan interksi iantara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru
dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen produksi.Total biaya
pendukung adalah jumlah dari biaya langsung ditambah proposisi biaya yang
diterima dari departemen pendukung lainnya.
Tarif Overhead Departemen Dan
Perhitungan Biaya Produk
Tarif biaya overhead dihitung dengan
menembahkan biaya pendukung yang dialokasikan ke biaya overhead yang secara
langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi dan membaginya dengan
beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam
mesin.
Alokasi Biaya Patungan
Produk
patungan(joint product) adalah dua atau lebih produk yangdiproduksi
secara simultan dengan proses yang sama hingga pada titik ”pemisahan”.
Titik pemisahan (split off point) adalah titik yang produk patungannya
menjadi terpisah dan bisa diidentifikasi.
1.
Akuntansi untuk Biaya Produk
Patungan
a.Metode Unit Fisik
b.
Metode Nilai Penjualan Saat Pemisahan
c. Metode Nilai Bersih Yang
Dapat Direalisasikan
2.
Produk Sampingan
Proses Produk patungan menghasilkan
output yang terdiri atas dua ataulebih produk yang di produksi secara simultan.
Produk sampingan (by products)memiliki nilai penjualan yang relatif kurang
signifikan sehingga tidak dimasukkankedalam biaya produk patungan.
Komentar
Posting Komentar