BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA PEMBANTU

PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DAN BIAYA PROSES
Produksi dan Perhitungan Biaya Pesanan
Perusahaan  beroperasi dalam industri berdasarkan pesanan menghasilkan produk atau jasa yang biasanya berbeda satu dengan yang lain. Produksi dengan kalkulasi biaya sangat coock dengan kategori ini karena produk dibuat berdasarkan pesanan karena menyediakan jasa yang berbeda untuk setiap pelanggan. Contoh: percetakan, furniture, bengkel, jasa kecantikan. Pada sistem ini produksi pesanan, biaya akumulasi oleh pekerjaan, pembebanan ini disebut Sistem Kalkulasi Biaya Pesanan (Job-Order Costing Sistem).Pada perusahaan berdasarkan pesanan, pengumpulan biaya menurut pekerjaan sangat penting bagi manajemen.Perusahaan dalam industri produksi massal memproduksi sejumlah besar produk yang mirip atau homogen. Contoh proses seperti ini ditemukan pada perusahaan makanan, semen, bahan bakar. Masalahnya adalah biaya 1 unit produk adalah identik dengan biaya produk lainnya. Contoh Proses dalam perusahaan jasa: departemen kliring cek dari bank mengeluarkan biaya yang sama untuk menguangkan cek tidak peduli besar dananya atau atas nama siapa cek tersebut ditulis.
Karakteristik Usaha Perusahaan yang Produksinya Berdasarkan Pesanan
1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan dan mulai dengan pesanan berikutnya.
2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.
3. Produksi ditujukan untu memenuhi pesanan,bukan untuk memenuhi persediaan digudang.
Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan
1.      Perusahaan meproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk dihitung harga pokok produksinya individual.
2.      Biaya produksi harus digologkan menjadi biaya produksi langsung & biaya produksi tidak langsung
3.      Biaya produksi lansung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi,sedangkan biaya overhead pabrik dihitung kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
4.      Harga pokok produksi perunit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produsi yang dikeluarkan untuk pesanan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.   

Manfaat Informasi  Harga Pokok Pesanan
1.    Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
2.    Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
3.    Memantau realisasi biaya produksi.
4.    Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.
5.    Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Menentukan Harga Jual Yang Akan Dibebankan Kepada Pemesan
Perusahaan yang produksinya bedasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Biaya produksi pesanan yang satu berbeda dengan biaya produksi pesanan yang lain.Harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk pesanan tersebut.
Perbandingan Perhitungan Biaya Pesanan dengan Biaya Proses
No
Perhitungan Biaya Pesanan
Perhitungan Biaya Proses
1
Produk sangat bervariasi.
Produk bersifat homogen.
2
Biaya diakumulasi berdasarkan pesanan kerja.
Biaya diakumulasi berdasarkan proses atau departemen.
3
Biaya per-unit dihitung melalui pembagian jumlah biaya pekerjaan dengan unit yang diproduksi untuk pekerjaan tersebut.
Biaya per-unit dihitung melalui pembagian biaya proses satu periode dengan unit yang diproduksi selama periode tersebut.




KARTU HARGA POKOK (JOB ORDER COST SHEET)

Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan.Kartu harga pokok berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk.Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung terhadap pesanan tertentu dan biaya produksi tidak langsung dalam hubungannya dengan pesanan tersebut.Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif tertentu.

Karakteristik Manufaktur Proses
Perhitungan biaya proses berfungsi dengan baik apabila produk-produk yang relatif sejenis melalui proses berurutan dan menerima biaya produksi yang hampir sama.Pabrik manufaktur yang besar, seperti pabrik kimia, makanan, dan ban mobil, menggunakan perhitungan biaya proses. Dalam beberapa kondisi manufaktur mungkin perlu menggunakan campuran perhitungan biaya pesanan dan proses. Penggunaan prosedur pesanan untuk membebankan biaya bahan baku ke produk dan pendekatan proses untuk membebankan biaya konversi dikenal sebagai perhitungan biaya operasional(operation costing).
Tipe Manufaktur Proses
Dalam suatu perusahaan dengan sistem proses, unit-unit produksi umumnya melalui rangkaian departemen manufaktur atau produksi; di tiap departemennya atau di tiap proses, suatu proses operasi akan membawa suatu produk satu langkah lebih dekat ke penyelesaian. Dalam tiap departemen, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead mungkin dibutuhkan, saat penyelesaian proses tertentu, barang setengah jadi dipindahkan ke departemen berikutnya. Setelah melewati departemen terakhir, barang selesai  diproduksi  dan dipindahkan ke gudang. Dalam proses berurutan(sequential processing), unit-unit produksi harus melalui satu proses  sebelum mereka dapat dikerjakan dalam proses. Pola lainnya adalah proses parallel(parallel processing), yaitu dua atau lebih proses berurutan dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang jadi.
Bagaimana Biaya Mengalir Melalui Berbagai Akun dengan Perhitungan Biaya Proses
Arus biaya produksi untuk sistem perhitungan biaya proses secara umum sama dengan sistem perhitungan biaya pesanan. Begitu bahan baku dibeli, biaya bahan baku ini mengalir ke dalam akun persediaan bahan baku. Biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead yang dibebankan akan mengalir ke dalam akun barang dalam proses. Ketika barang telah selesai, biaya barang yang telah selesai mengalir dari akun barang dalam proses ke barang jadi. Akhirnya, ketika barang terjual, biaya barang jadi dipindahkan ke akun harga pokok penjualan.Ayat jurnal secara umum paralel dengan yang telah dijelaskan dalam sistem perhitungan biaya pesanan.
Aliran Biaya Produksi melalui Berbagai Akun Perusahaan dengan Perhitungan Biaya Proses
 














Akumulasi Biaya dalam Laporan Produksi (Production Report)
Dalam perhitungan biaya proses, biaya akumulasi per departemen untuk periode waktu tertentu. Laporan produksi adalah dokumen yang meringkas aktivasi  manufaktur yang terjadi di suatu departemen dalam periode tertentu. Sebuah laporan produksi mengandung informasi biaya-biaya yang transfer masuk dari departemen sebelumnya, serta biaya-biaya yang ditambahkan dalam departemen itu sendiri, seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead; semua ini masuk ke buku pembantu akun barang dalam proses, sama halnya seperti lembar biaya pesanan adalah buku pelengkap, akun barang dalam proses di sistem perhitungan biaya pesanan. Laporan produksi memberikan informasi tentang unit-unit produk yang diproses secara fisik dalam sebuah departemen serta biaya produksi yang terkait dengan unit-unit produk tersebut.Oleh karena itu, laporan produksi dibagi menjadi bagian informasi unit dan bagian informasi biaya.
Dampak Persediaan Barang dalam Proses pada Perhitungan Biaya Proses
Perhitungan biaya per unit pada pekerjaan yang dilakukan pada suatu periode adalah bagian penting dari laporan produksi.Biaya  per unit ini dibutuhkan untuk 2 hal: menghitung biaya barang yang ditransfer keluar dari departemen dan menghitung nilai akhir persediaan barang dalam proses. Anda dapat berpikir bahwa hal ini mudah dilakukan, cukup membagi biaya total dengan jumlah unit yang diproduksi. Akan tetapi, adanya persediaan barang dalam proses menimbulkan masalah. Pertama, mendefinisikan suatu unit produksi bias jadi sulit, menimbang bahwa beberapa unit yang diproduksi selama suatu periode telah selesai, sementara yang di dalam persediaan akhir, belum selesai. Hal ini ditangani melalui konsep produksi unit ekuivalen. Kedua, bagaimana seharusnya biaya awal dari barang dalam proses diperlakukan? Haruskah mereka disatukan dengan biaya periodik terakhir atau dipisah serta ditransfer keluar terlebih dahulu?Dua metode telah dikembangkan untuk mengatasi masalah ini: metode rata-rata tertimbang dan metode FIFO.
Produksi Unit Ekuivalen
Berdasarkan definisinya, persediaan akhir barang dalam proses adalah barang yang belum selesai. Oleh karena itu, suatu unit yang telah selesai dan ditransfer  keluardalam suatu periode, tidak identik (atau ekuivalen) dengan unit  dalam persediaan akhir barang dalam proses, biaya yang terkait pada tiap unit seharusnya tidak sama. Dalam perhitungan  biaya per unit, output pada suatu periode harus ditentukan. Masalah utama perhitungan biaya proses adalah membuat penentuan ini.

Untuk menggambarkan masalah output perhitungan biaya proses, anggaplah bahwa Departemen A memiliki data bulan Oktober sebagai berikut:
Jumlah unit di persediaan awal barang dalam proses                                                             -
Jumlah unit yang telah selesai                                                                                          1.000
Jumlah unit di persediaan akhir barang dalam proses                                             600
Total biaya produksi                                                                                                   $ 11.500
Berapakah output dalam bulan Oktober untuk departemen ini? 1.000? 1.600? Jika kita bilang 1.000 unit, kita mengabaikan usaha yang dilakukan atas unit-unit di barang dalam proses yang terakhir. Lebih lanjut, biaya produksi yang muncul dalam bulan Oktober milik keduanya, unit yang telah selesai dan unit yang sebagian telah selesai dalam persediaan akhir barang dalam proses. Di lain pihak, jika kita menyebut 1.600 unit, kita mengabaikan kenyataan bahwa 600 unit dalam akhir barang dalam proses hanyalah unit yang sebagian telah selesai. Bagaimanapun, output harus diukur sehingga mencerminkan usaha yang dilakukan untuk unit yang telah usai dan unit yang sebagian telah selesai. Solusinya adalah menghitung output unit ekuivalen. Output unit ekuivalen adalah unit telah terselesaikan yang dapat diproduksi dengan jumlah usaha manufaktur yang telah dilakukan dalam periode acuan.
Dalam contoh yang tersedia, 600 unit  dalam akhir barang dalam proses telah 25 persen selesai; hal ini ekuivalen untuk 150 unit yang telah total selesai (600 x 25%). Oleh sebab itu, unit-unit yang ekuivalen untuk bulan Oktober menjadi 1.000 unit yang telah selesai plus 150 unit yang ekuivalen dalam akhir barang dalam proses, dengan total 1,150 unit output.
Dua Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang dalam Proses
Dua pendekatan telah dihasilkan untuk menangani output periode terdahulu dan biaya periode terdahulu yang ditemukan pada persediaan awal barang dalam proses: metode rata-rata tertimbang  (weight average costing method) dan First-In, First-Out (FIFO), untuk menghitung biaya per unit dalam periode saat ini pada suatu departemen. Pada dasarnya metode perhitungan biaya rata-rata tertimbang menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode saat ini, dan hanya satu biaya unit rata-rata yang dihitung dan dibebankan baik pada unit yang ditransfer keluar, maupun pada unit yang tetap dalam persediaan akhir.Metode perhitungan biaya FIFO, di lain pihak memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam periode saat ini. Diasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan lebih dahulu, dan ditransfer  keluar bersama dengan semua biaya periode  sebelumnya ditambah biaya periode saat ini yang diperlukan untuk menyelesaikan unit-unit tersebut. Selanjutnya, produksi periode saat ini dimulai dan diselesaikan (serta ditransfer keluar hanya dengan memakai biaya periode saat ini), atau dibiarkan tidak selesai dan diperlakukan sebagai persediaan akhir barang dalam proses.

Dua Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang dalam Proses
Dua pendekatan telah dihasilkan untuk menangani output periode terdahulu dan biaya periode terdahulu yang ditemukan pada persediaan awal barang dalam proses: metode rata-rata tertimbang  (weight average costing method) dan First-In, First-Out (FIFO), untuk menghitung biaya per unit dalam periode saat ini pada suatu departemen. Pada dasarnya metode perhitungan biaya rata-rata tertimbang menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode saat ini, dan hanya satu biaya unit rata-rata yang dihitung dan dibebankan baik pada unit yang ditransfer keluar, maupun pada unit yang tetap dalam persediaan akhir. Metode perhitungan biaya FIFO, di lain pihak memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam periode saat ini. Diasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan lebih dahulu, dan ditransfer  keluar bersama dengan semua biaya periode  sebelumnya ditambah biaya periode saat ini yang diperlukan untuk menyelesaikan unit-unit tersebut. Selanjutnya, produksi periode saat ini dimulai dan diselesaikan (serta ditransfer keluar hanya dengan memakai biaya periode saat ini), atau dibiarkan tidak selesai dan diperlakukan sebagai persediaan akhir barang dalam proses.


Biaya Rata-Rata Tertimbang
Metode perhitungan biaya rata-rata tertimbang memperlakukan biaya awal persediaan dan output ekuivalen yang mengikutinya, sebagai milik periode  waktu  berjalan. Hal ini dilakukan dengan menambahkan biaya produksi pada awal barang dalam proses ke biaya produksi yang muncul selama periode berjalan. Total biaya diperlakukan sebagai total biaya produksi periode berjalan. Begitu juga persediaan awal output  dan output periode berjalan, digabungkan dalam perhitungan unit ekuivalen. Dengan metode rata-rata tertimbang, output unit ekuivalen dihitung dengan menambahkan unit-unit yang telah selesai ke unit unit ekuivalen pada akhir barang dalam proses.
Lima Langkah dalam Persiapan Laporan Produksi
Laporan produksi meringkas biaya dan aktivitas manufaktur bagi suatu departemen produksi untuk suatu periode tertentu. Laporan produksi dapat bertindak sebagai buku pelengkap untuk akun barang dalam proses bagi suatu departemen. Pola umunya digambarkan dalam lima langkah  berikut:
1.      Analisis aliran unit secara fisik
2.      Perhitungan unit-unit ekuivalen
3.      Perhitungan biaya per unit
4.      Penilaian persediaan (barang ditransfer keluar dari akhir barang dalam proses)
5.      Rekonsiliasi biaya








Step 1. Analisis aliran unit secara fisik
Physical Flow Schedule
Mixing Departement
Units to account for:


Unit beggining work in process
          10.000

Units started during October
          70.000

Total units to account for
          80.000
Units accounted for


Unit complete and trabsferred outL


Started and completed
           50.000


From beginning work in process
           10.000
          60.000

Units ending work in process (40% complete)
          20.000

Total units accounted for
          80.000






Step 2. Perhitungan unit-unit ekuivalen
Equivalent Units of Production
Weighted Average Method



 Direct Materials

 ConversionCost
Units completed
     60.000
     60.000
Add: Units in ending work in process


x percentage complete


2,000 x 100%
     20.000
                 -

2,000 x 40%
                 -
        8.000
Equivalent units of output
     80.000
     68.000







Step 3. Perhitungan biaya per unit
Unit direct material cost         = ($1,000 + $12,600)/80,000
                                                = $0.17
Unit conversion costs  = ($350 + $3,050)/68,000
                                                = $0.05
Total unit cost = unit direct material cost + unit conversion costs
                                                = $0.17 + $ 0.05
                                                = $0.22 per completed unit

Step 4. Penilaian persediaan (barang ditransfer keluar dari akhir barang dalam proses)
Cost of goods transferred out = $0.22 x 60,000
                                                = $13,200

Direct materials: $0.17 x 20,000         =  $3.400
Conversion costs: $0.05 x 8,000         =      400
            Total Cost                   = $3,800

Step 5. Rekonsiliasi Biaya
Cost to account for:
Beginning work in process
$  1,350
Incurred during the period
15,650
Totalm cost to account for
$  17,000
Cost accounted for:
Goods transferred out
$  13,200
Ending work in process
3,800
Total cost to account for
$  17, 000






Laporan Produksi




Production Report
Mixing Departement



Estrella Company
Mixing Departement
Production Report for October
(Weighted Average Method)
Unit Information


Units to account for:
 Units accounted for: 


Units, beginning work in process
     10.000
 Units completed
     60.000

Units started
     70.000
 Units, ending work in process
     20.000

Total unit to account for
     80.000
 Total units accounted for
     80.000





 Equivalent Units


 Direct Materials
 Conversion costs

Units completed
60.000
60.000

Units, ending work in process
20.000
8.000

Equivalent units of output
80.000
68.000


Cost Information
Cost to account for:
 Direct Materials
 Conversion Costs
 TOTAL

Beginning work in process
1.000
350
1.350

Incured during the period
12.600
3.050
15.650

Total costs to account for
13.600
3.400
17.000

Devided by equivalent units
80.000
6.800

Cost per equivalent unit
$ 0.17
$ 0.05
$ 0.22
Cost accounted for:


Unit transferred out ( 60,000 x $0.22)
13.200

Ending work in process:

Direct materials (20,000 x $0.17)
3.400

Conversion costs (8,000 x $0.05)
400
3.800

Total costs accounted for
17.000










Evaluasi Metode Rata-rata Tertimbang
Keuntungan utama metode rata-rata tertimbang adalah kesederhanaannya. Dengan memperlakukan unit pada persediaan awal barang dalam proses sebagai milik perode yang berjalan, semua unit ekuivalen akan termasuk dalam kategori yang sama pada saat menghitung biaya per unit. Jadi, perhitungan biaya per unit disederhanakan. Kelemahan utama metode ini adalah mengurangi keakuratan perhitungan biaya per unit untuk output periode berjalan dan untuk unit pada persdeiaan awal barang dalam proses. Jika biaya per unit dalam suatu proses secara relative stabil dari stu period eke periode berikutnya, metode rata-rata tertimbang cukup akurat. Akan tetapi, jika harga input manufkatur meningkat secara signifikan dari periode satu ke berikutnya, biaya per unit output saat ini dinyatakan terlalu rendah, dan biaya per unit pada awal barang dalam proses dinyatakan terlalu tinggi. Jika menginginkan keakuratan yang lebih baik dalam perhitungan biaya per unit, perusahaan seharusnya menggunakan FIFO untuk menentukan biaya per unit.

Keberadaan Beberapa Input dan Departemen
Pembebanan Input Manufaktur Tidak Seragam
Hingga sejauh ini, kita menganggap bahwa barang dalam proses telah 60 persen selesai, yang berarti bahwa 60 persen bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang diperlukan untuk menyelesaikan proses telah digunakan dan 40 persen sisanya diperlukan untuk menyelesaikan unit produksi. Dengan kata lain, kita telah berasumsi bahwa input manufaktur dibebankan secara seragam begitu proses manufaktur berjalan. Asumsi bahwa pembebanan biaya konversi seragam (tenaga kerja langsung dan overhead) bukannya tidak wajar. Input tenaga kerja langsung biasanya dibutuhkan sepanjang proses, dan overhead secara normal dibebankan dengan dasar jam tenaga kerja langsung. Bahan baku langsung, sebaliknya, tidak di bebankan secara seragam. Dalam banyak contoh, bahan baku ditambahkan baik pada awal ataupun akhir proses.

Keberadaan Beberapa Departemen
Dalam proses manufaktur, beberapa departemen menerima barang-barang yang baru selesai sebagian,dari departemen-departemen sebelumnya. Pendekatan yang umumya dilakukan adalah memperlakukan barang-barang yang ditransfer masuk sebagai kategori bahan baku terpisah, ketika menghitung unit ekivalen. Dalam penanganan barang-barang yang ditransfer masuk, dua hal penting sebaiknya diingat. Pertama, biaya bahan baku adalah biaya barang yang ditranfer keluar sebagaimana dihitung didepartemen sebelumnya. Kedua, unit-unit yang mulai dikerjakan dalam departemen berurutan, berhubungan dengan unit yang ditransfer keluar dari departemen sebelumnya (anggaplah bahwa terdapat suatu hubungan langsung antara ukuran output di kedua departemen).

Laporan Produksi-Perhitungan Biaya FIFO
Dalam metode perhitungan biaya FIFO, unit ekuivalen dan biaya produksi di awal barang  dalam proses tidak termasuk dalam perhitungan biaya per unit periode berjalan.Metode ini mengaki bahwa pekerjaan dan biaya yang dibawa dari periode sebelumnya adalah sah milik periode tersebut.

Perbedaan Antara Metode FIFO dan Rata-rata Tertimbang
FIFO
Weighted Average
Direct Materials
Conversion Costs
Direct Materials
Conversion Cost
Costs
12.600
3.050
13.600
3.400
Output (units)
70.000
61.000
80.000
68.000
Unit Costs
$ 0.18
$ 0.05
$0.17
$0.05

Jika terjadi perubahan harga input manufaktur dari satu periode ke periode berikutnya, maka FIFO menghasilkan biaya per unit yang lebih akurat (dan karenanya, lebih terkini) daripada metode rata-rata tertimbang. Biaya per unit yang lebih akurat memiliki arti pengendalian biaya yang lebih baik, keputusan penentuan harga yang lebih baik, dan lainnya. Tetapi, ingatlah bahwa suatu periode sangat pendek, seperti satu minggu atau satu bulan, biaya per unit yang telah di hitung  dengan kedua metode ini tidak terlalu jauh berbeda. Dalam hal ini, metode FIFO memiliki sedikit, jika ada, keuntungan yang ditawarkan daripada metode rata-rata tertimbang.Mungkin karena alasan ini, banyak perusahaan menggunakan metode rata-rata tertimbang.Oleh karena FIFO mengeluarkan pekerjaan dan biaya periode sebelumnya, kita perlu membuat dua kategori unit yang telah diselesaikan. Metode FIFO berasumsi bahwa unit-unit di awal barang dalam proses telah diselesaikan terlebih dahulu, sebelum unit baru mulai dikerjakan. Pertama, kategori unit yang telah selesai adalah unit di awal barang dalam proses. Kategori kedua adalah untuk unit-unit yang mulai dikerjakan dan selesai selama periode berjalan.Kedua kategori unit yang diselesaikan ini diperlukan dalam metode FIFO agar tiap kategori dapat diperhitungkan biayanya secara benar.Untuk unit yang mulai dikerjakan dan diselesaikan dalam periode berjalan, biaya per unit diperoleh dengan membagi total biaya produksi saat ini dengan output ekuivalen periode berjalan. Tetapi, untuk unit yang berasal dari awal barang dalam proses, total biaya produksi terkait merupakan jumlah biaya periode sebelumnya plus biaya  yang muncul dalam periode berjalan, untuk menyelesaikan unit-unit tersebut.
Alokasi Biaya
Merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk, disebut sebagai biaya bersama (commont cost). Contohnya: upah yang dibayarkan pada penjaga keamanan di suatu pabrik merupakan biaya bersama semua produk berbeda yang diproduksi di pabrik tersebut. Manfaat keamanan dapat dirasakan oleh semua produk, tetapi pembebanan biaya keamanan kesetiap produk adalah proses arbitrer.
Jenis Jenis Departemen
Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua kategori departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual pada pelanggan.
Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang diproduksi.Contoh, departemen pengesahan dan perakitan.Departemen pendukung menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut, misalnya: pemeliharaan, permesinan.

Langkah – Langkah dalam Pengalokasian Biaya Departemen Pendukung ke Departemen Produksi
1.      Membagi perusahaan ke dalam departemen-departemen.
2.      Mengklasifikasikan tiap departemen sebagai departemen pendukung atau departemen produksi
3.      Menelusuri semua biaya overhead perusahaan di departemen pendukungatau departemen produksi.
4.      Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi
5.      Menghitung tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu untuk departemen produksi

Jenis Jenis Dasar Alokasi
Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung.Oleh sebab itu, biaya departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi.Faktor-faktor penyebabnya adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung.Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentivikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.

Tujuan Alokasi
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:
1.      Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan
2.      Untuk menghitung profibilitas lini produk
3.      Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian
4.      Untuk meniai persedian
5.      Untuk memotivasi para manajer
Jika biaya tidak dialokasikan dengan akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi, hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi bisnis, sebaliknya, jika biaya terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini.Hal yang berhubungan dekat dengan penentuan harga adalah laba.Dengan menilai laba berbagai jasa, seseorang manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.Tentu saja biaya yang akurat adalah hal yang penting untuk menentukan laba.
Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer.Jika biaya departemen pendukung tidak di alokasikan ke departemen produksi, para menejer dapat memperlakukan jasa ini seakan-akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataanya, biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manejer departemen produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi dapat memastikan bahwa para manejer akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya. Jadi, mengalokasikan biaya jasa membantu tiap departemen produksi memilih tingkat konsumsi yang benar.

Pengalokasian Biaya Satu Departemen Ke Departemen Lainnya
1.      Tarif Pembebanan Tunggal
Sebagai contoh bahwa perusahaan mengembangkan departemen foto copy sendiri untuk melayani tiga departemen produksinya (audit, pajak, dan konsultan menajemen sistem atau MAS). Biaya departemen foto copy termasuk biaya tetap sebesar $0,023 per lembar foto copy (kertas dan tinta). Estimasi penggunaan (dalam kertas) oleh ketiga departemen produksi adalah sebagai berikut ;
Departemen audit
94.500
Departemen pajak
67.500
Departemen MAS
108.000
       Total
270.000





Jika tarif pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan digabungkan dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). total biaya sebesar $32.400 dibagi dengan estimasi jumlah lembar yang di foto copy sebanyak 270.000 yang akan menghasilkan tarif per lembar sebesar $0,12.Jumlah yang d bebankan ke departemen produksi merupakan suatu fungsi jumlah lembar yang di foto copy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual adalah ssebagai berikut ; departemen audit sejumlah 92.000 lembar; dan departemen MAS 115.000 lembar. Total biaya foto copy yang dibebankan pada masing-masing departemen dapat diperlihatkan sebagai berikut ;




Ket
Jumlah
x
Pembebanan
=
Total
Lembar
per Lembar
Pembebanan
Audit
92.000
$0,12
$11.040
Pajak
65.000
0,12
7.800
MAS
115.000
0,12
13.800
    Total
272.000
$32.640
Apakah departemen foto copy  membutuhkan $32.640 untuk membutuhkan 272.000 lembar? Tidak, departemen foto copy hanya membutuhkan $32.446 [$26.190 + 9272.000 x $0,023)].

2.     Tarif Bembebanan Berganda
Walaupun penggunaan tarif tunggal adalah sederhana, namun hal ini mengabaikan dampak diferensial dari perubahan penggunaan biaya.Biaya variabel departemen pendukung naik sesuai tingkat kenaikan jasa.Sebagai contoh, biaya kertas dan tinta untuk departemen foto copy meningkat sesuai peningkatan jumlah lembar yang d foto copy.
Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di keluarkan guna menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirm unit jasa yang dibutuhkan oleh departemen produksi.Ketika departemen pendukung dibentuk, kemampuan mengirimnya dirancang untuk melayani kebutuhan jangka panjang departemen produski.Karena kebutuhan jasa pada awalnya menyebabkan penciptaan kemampuan pelayanan, maka adalah beralasan untuk mengalokasikan biaya jasa tetap berdasarkan kebutuhan tersebut.
Pengalokasian biaya tetap mengikuti prosedur tiga langkah ;
a)      Penetapan biaya tetap yang di anggarkan.
b)      Perhitungan rasio proporsi, dengan rumus ;
    Rasio Proporsi       = Jumlah masing masing departemen : total
c)      Pengalokasian, dengan rumus ;
Alokasi                    =  Rasio proporsi x Biaya jasa tetap yang di anggarkan
Yang dapat di asumsikan sebagai berikut :



Jumlah
Halaman
Tertinggi
Proporsi
Penggunaan
Tertinggi
Total Biaya tetap
Jumlah yang dialokasikan ke Departemen lain
Audit
7.875
O,2O
$26.19O
$5.328
Pajak
22.5OO
O,57
$26.19O
$14.928
MAS
9.OOO
O,23
$26.19O
$6.O24

39.375


$26.19O

Aktual Pembebeanan Biaya; Departemen Audit 92.000 halaman, Departemen Pajak 65.0000, dan Departemen MAS 115.000 Halaman, maka perhitungan pembebanannya adalah :

Jumlah
Halaman
X $O,O23

X Alokasi Biaya Tetap

=         Total
Pembebanan
Audit
 $2.116 
$5.238
$7.354
Pajak
$1.495
$14.928
$16.423
MAS
$2.645
$6.O24
$8.669

$6.256
$26.19O
$32.446

    3.   Penggunaan Aktual Versus yang di Anggarkan
Prinsip umum dari evalusai kerja adalah bahwa manajer tidak boleh di bebani tanggung jawab atas biaya atau aktivitas yang berada di laur kendalinya. Karena para manajer departemen produksi  memiliki input yang signifikan berkaitan dengan tingkat jasa yang di konsumsi, mereka harus di bebani tanggung jawab atas bagian biaya jasa mereka. Namun, pernyataan ini, mempunyai kualifikasi penting ; evaluasi departemen tidak boleh dipengaruhi oleh tingkat efisiensi yang di capai oleh departemen lain.
Ingatlah bahwa biaya tetap tahunan yang dianggarkan adalah sebesar $26.190 dan biaya variabel yang dianggarkan adalah $0,023. Ketiga departemen produksi ; audit, pajak, dan MAS. Mengestimasikan penggunan masing-masing sebesar 94.500 lembar, 57.500 lembar, dan 108.000 lembar.Berdasarkan data tersebut biaya yang dialokasikan kesetiap departemen pada awal tahun. Bahwa metode tarif tunggal menghasilakn pengalokasian yang sama dengan metode tarif berganda  apabila angka yang dianggarkan digunakan.

Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung
Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang digunakan, perusahaan hatus menetapkan batasan ineraksi departemen pendukung. Selain itu, mereka harus menimbang biaya dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian biaya, yakni ;
1.      Metode langsung
Adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya departemen pendukung.Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen produksi secara proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa.Biaya tetap juga dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi.
2.      Metode Berurutan
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara epartemen pendukung telah terjad.Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen pendukung.Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu.Biasanya urutanya ditentukan dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil. Tingkat jasa biasanya di ukur dengan biaya langsung dari setiap departemen pendukung; departemen dengan biaya tertinggi dinilai sebagai pemberi dana terbesar.

3.      Metode timbal balik
Metode ini mengakui semua interaksi di antara deprtemen pendukung. Menurut metode ini salahs atu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam menentukan total biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan interksi iantara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen produksi.Total biaya pendukung adalah jumlah dari biaya langsung ditambah proposisi biaya yang diterima dari departemen pendukung lainnya.

Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Biaya Produk
Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang dialokasikan ke biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi dan membaginya dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. 

Alokasi Biaya Patungan
Produk patungan(joint product) adalah dua atau lebih produk yangdiproduksi secara simultan dengan proses yang sama hingga pada titik ”pemisahan”. Titik pemisahan (split off point) adalah titik yang produk  patungannya menjadi terpisah dan bisa diidentifikasi.
1.      Akuntansi untuk Biaya Produk Patungan 
a.Metode Unit Fisik 
b. Metode Nilai Penjualan Saat Pemisahan
c. Metode Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasikan
2.      Produk Sampingan

Proses Produk patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua ataulebih produk yang di produksi secara simultan. Produk sampingan (by products)memiliki nilai penjualan yang relatif kurang signifikan sehingga tidak dimasukkankedalam biaya produk patungan.

Komentar

Postingan Populer