Analisis Biaya Volume Laba

Titik Impas dalam unit (Break Event Point (BEP))
Merupakan titik dimana perusahaan belum memperoleh keuntungan tetapi juga tidak dalam kondisi rugi. Atau BEP merupakan suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume aktivitas. Masalah BEP baru akan muncul dalam perusahaan apabila perusahaan tersebut mempunyai Biaya Variabel dan Biaya Tetap. Suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu dapat menderita kerugian dikarenakan penghasilan penjualannya hanya mampu menutup biaya variabel dan hanya bisa menutup sebagian kecil biaya tetap..BEP ditinjau dari konsep kontribus margin menyatakan bahwa volume penjualan dimana kontribusi margin sama besarnya dengan total biaya tetapnya.
Manfaat Analisis Titik Impas
·         Jumlah penjualan minimal harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian;
·         Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu;
·         Seberapa jauhkah yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu;
·         Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi
·         Untuk mengetahu bagaimana efek perubahan harga jual biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

1. Pendekatan laba  operasi
Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya-biaya perusahaan dalam kategori tetap dan variable.Laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai persamaan berikut.
Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban variable –Beban tetap
Dalam persamaan ini, istilah laba operasi digunakan untuk menunjukkan penghasilan atau laba sebelum pajak penghasilan (taxes). Laba operasi (operating income) hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan.Sedangkan, laba bersih (net income) adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan.Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka dapat dikembangkanlah persamaan laba operasi denganmenyatakan pendapatan penjulan dan beban variabel dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan total biaya variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan demikian, persamaan laba operasi menjadi
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per unit x jumlah unit terjual ) – Total biaya tetap
2. Pendekatan margin kontribusi
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel. Jadi, ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba bersih akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan produk yang terjual. Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan penjaulan yang direncanakan terhadap biaya, manajer cukup mengalikan peningkatan dalam unit yang terjual dengan margin kontribusi yang per unit. Hasilnya akan menggambarkan peningkatan laba yang diharapkan.
3.    Target Keuntungan
Penjualan Dalam Unit Yang Diperlukan untuk Mencapai Target LabaMeskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar perusahaan ingin memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis cost volume profit menyediakan suatu cara menentukan jumlah unityang harus dijual untuk menghasilkan target laba tertentu. Target laba di sini adalah laba operasi di atas nol (titik impasnya), yang dapat dinyatakan dengan jumlah dolar atau sebagai persentase dari pendapatan penjualan. Untuk mencari target laba, pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan laba operasi atau pendekatan margin kontribusi.
4.    Target keuntungan setelah pajak
Target Laba Setelah Pajak Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan.Ini disebabkan karena pajak yang dibayar atas laba nol adalah nol. Namun, ketika perusahaan ingin mengetahui berapa unit yang harus dijual untuk menghasilkan laba bersih tertentu, maka diperlukan beberapa pertimbangan tambahan.Ingat kembali, bahwa laba bersih adalah laba operasi setelah pajak penghasilan dan bahwa angka target laba dinyatakan dalam kerangka sebelum pajak.Dengan demikian, ketika target laba dinyatakan sebagai laba bersih, harus menambahkan kembali pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi.Umumnya, pajak dihitung sebagai persentase dari laba.Laba setelah pajak dihitung dengan mengurangkan pajak dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).

Titik Impas Dalam Dolar Penjualan
Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit yang terjual.Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual.Setiap jawaban yang dinyatakan dalam unit yang terjual dapat secara mudah dikonversi menjadi satu jawaban yang dinyatakan dalam pendapatan penjualan, tetapi jawaban tersebut bisa dihitung secara lebih langsung dengan mengembangkan rumus terpisah untuk kasus pendapatan penjualan.Dalam kasus ini, variabel yang penting adalah dolar penjualan, sehingga pendapatan maupun biaya variabel harus dinyatakan dalam dolar, bukan unit.Karena pendapatan penjualan selalu dinyatakan dalam dolar, maka pengukuran variabel tidak menjadi masalah. Selanjutnya akan dibahas secara lebih mendalam mengenai biaya variabel dan melihat bagaimana biaya tersebut dapat dinyatakan dalam ukuran dolar penjualan.Untuk menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya variabel didefenisikan sebagi suatu persentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per unit yang terjual. Dapat diilustrasikan mengenai pembagian pendapatan penjualan menjadi biaya variabel dan margin kontribusi 

1.    Target keuntungan
Secara umum dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio margin kontribusi dapat digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan pendapatan penjualan. Untuk memperoleh total perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan, kalikan rasio margin kontribusi dengan perubahan dalam penjualan. 
2.    Membandingkan Kedua Pendekatan
Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadi impas dalam pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual per unit dengan unit yang terjual. Namun ada dua alasan yang membuat manajemen menggunakan kedua rumus tersebut, yaitu:
a.    Rumus pendapatan penjualan memungkinkan kita untuk mencari pendapatan secara langsung jika hal tersebut dikehendaki
b.     Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk digunakan dalam pengaturan multiproduk yang memiliki harga yang bervariasi.

1)                  ANALISIS MULTI PRODUK
            Banyak perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa. Kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi multi produk, namun pengoperasiannya tidak berbeda jauh. Terdapat pemisahan beban tetap langsung dari beban tetap umum. Beban tetap langsung adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada. Beban tetap umum adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap muncul meskipun salah satu produk dieliminasi.

                                                           Mesin Manual      Mesin Otomatis    Total
Penjualan                                            $480.000                $640.000                $1.120.000
Beban Variabel                                    380.000                  480.000                     870.000
Margin Kontribusi                              $  90.000                $160.000                $   250.000
Beban Tetap Langsung                          30.000                    40.000                       70.000
Margin Produk                                   $  60.000                $120.000                $   180.000
Beban Tetap Umum                                                                                               26.250
Laba Operasi                                                                                                   $   153.750     

a.    Titik Impas dalam Unit
Titik impas dalam unit untuk analisis multi produk diterapkan secara terpisah ke setiap lini produk. Dengan cara itu, titik impas individu akan diperoleh jika laba didefinisikan sebagai margin produk.
Ilustrasi pada kedua produk Whittier Company :
Unit impas mesin manual       = Biaya Tetap / Margin Kontribusi
                                               = $30.000 / $ 75
                                               = 400 unit

Unit impas mesin otomatis     = Biaya Tetap / Margin Kontribusi
                                               = S40.000 / $ 200
                                               = 200 unit

Pada contoh diatas, margin produk impas hanya menutupi biaya tetap langsung, namun biaya tetap umum masih belum tertutupi.Penjualan kedua produk dalam jumlah tersebut akan menimbulkan kerugian biaya tetap umum. Perlu dilakukan pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas. Permasalahannya adalah alokasi biaya tetap umum bersifat acak. Jadi, tidak ada volume impas yang tampak secara langsung. Kemungkinan pemecahannya adalah mengonversikan masalah multi produk menjadi masalah produk tunggal. Jika hal ini dapat dilakukan, maka seluruh metodelogi CVP produk tunggal dapat diterapkan secara langsung. Kunci dari konversi ini adalah mengidentifikasi bauran penjualan yang diharapkan dalam unit dari produk – produk yang dipasarkan. Bauran penjualan (sales mix) adalah kombinasi relatif dari berbagai produk yang dijual perusahaan.
Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang akan dijual atau bagian dari pendapatan. Apabila penjualan direncanakan sebanyak 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit adalah 1.200:800 atau 3:2.
Ilustrasi pada kedua produk mesin pemotong rumput Whittier Company :

Produk                  Harga           Biaya            Margin      Bauran           Margin
                              Variabel       Kontribusi   Penjualan   Kontribusi                                 
                               Per Unit       per Unit                           per Paket           
Mesin Manual        $400             $325                 $75             3                       $225
Mesin Otomatis       800               600                 200              2                        400
Total Paket                                                                                                       $625

Dalam proyeksi laba rugi Whittier, total biaya tetap perusahaan adalah $96.250 sehingga perhitungan titik impasnya sebagai berikut :
                     Paket Impas    = Biaya Tetap / Margin Kontribusi per Paket
                                             = $96.250/$625
                                             = 154 Paket

b.   Titik Impas dalam Dolar Penjualan
Titik impas dalam dolar penjualan dapat dihitung dengan membagi biaya tetap dengan rasio margin kontribusi. Dalam ilustrasi Whittier Companya, biaya tetapadalah sebesar $96.250  dan rasio margin kontribusi 0,2232 ($250.000/$1.120.000) sehingga perhitungan penjualan impas sebagai berikut :
                 Penjualan Impas              = Biaya Tetap / Rasio Margin Kontribusi
                                                         = $96.250/0,2232
                                                         = $431.228



REPRESENTASI GRAFIS DARI CVP
Grafik Laba Volume
   Grafik laba volume (profit-volume graph) menggambarkan hubungan antara laba dan volume penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari persamaan laba operasi :
Laba operasi = (Harga x Unit) - (Biaya Variabel per Unit x Unit) – (Biaya Tetap).

Dalam grafik ini laba operasi merupakan variabel terikat yang diukur pada sumbu horizontal dan unit merupakan variabel bebas yang diukur pada sumbu vertikal.



Grafik Biaya Volume Laba
Grafik biaya volume laba (cost volume-profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya, volume, dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, perlu dibuat grafik dengan dua garis terpisah yaitu garis total pendapatan dan garis total biaya yang disajikan dalam dua persamaan berikut :
            Pendapatan = Harga x Unit
            Total Biaya = (Biaya Variabel per Unit x Unit) + Biaya Tetap


Asumsi – asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba
Grafik laba volume dan biaya volume laba mengandalkan beberapa asumsi penting yaitu:
1.             Fungsi Linier
Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linier. Jika kuantitas yg dijual meningkat pendapatan juga meningkat, begitu juga dengan biaya, jika kuantitas produk yang dihasilkan meningkat, maka biaya juga meningkat.
2.             Rentang yang Relevan
Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan. Rentang yang relevan yaitu rentang operasi berjalan yang menggambarkan hubungan biaya dan pendapatan linier yang berlaku.
3.             Produksi Sama dengan Penjualan
Analisis mengasumsikan apa yg diproduksi dapat dijual. Tidak ada perubahan persediaan selama periode tersebut.

4.             Bauran Penjualan yang Konstan
Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui. Analisis impas multiproduk mensyaratkan suatu bauran penjualan yang konstan.
5.             Harga dan Biaya diketahui dengan Pasti
Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti. Pada kenyataanya perusahaan jarang mengetahui harga, biaya variabel, dan biaya tetap secara pasti. Suatu perubahan pada satu variabel biasanya mempengaruhi nilai variable lainnya.

Perubahan Dalam Variabel CVP
Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harus memperhatikan perubahan – perubahan yang terjadi dalam harga, biaya variable, dan biaya tetap.Perusahaan juga harus memperhitungkan pengaruh resiko dan ketidakpastian. Kita akan membahas pengaruh dari perubahan harga, margin kontribusi per unit, dan biaya tetap terhadap titik impas. Kita juga akan membahas cara – cara yang dapat ditempuh para manajer untuk menangani risiko dan ketidakpastian dalam kerangka CVP
1.    Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian
Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti.Namun, hal tersebut jarang terjadi.Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari pengambilan keputusan bisnis dan bagaimananpun hal itu harus ditangani.Secara formal, risiko berbeda dengan ketidak pastian.Distribusi probabilitas variable pada risiko dapat diketahui, sedangkan distribusi probabilitas variable pada ketidakpastian tidak diketahui. Namun, pada tujuan pembahasan kita, kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian.
2.             Margin pengaman ( margin of safety ) 
adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas. Margin pengamandapat dipandang sebagai ukuran kasar dari risiko.Pada kenyataannya peristiwa yang tidak diketahui selalu muncul ketika rencana disusun.  Hal itu dapat menurunkan penjualan di bawah jumlah yang diharapkan. Apabila margin pengaman perusahaan adalah besar atas penjualan tertentu yang diharapkan tahun depan, maka risikomenderita kerugian jika penjualan menurun lebih kecil daripada margin pengamannya kecil. Manager yang menghadapi margin pengaman yang rendah mungkin ingin mempertimbangkan berbagai tindakan untuk meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya. 
3.             Pengungkit Operasi,
Dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah mesin sederhana yang digunakan untuk melipatgandakan kekuatan.Pada dasarnya, pengungkit tersebut melipatgandakan kekuatan tenaga yang dikeluarkan untuk menghasilkan lebih banyak pekerjaan.Semakin besar beban yang digerakkan oleh sejumlah tertentu tenaga, semakin besar keunggulan mekanis dari alat tersebut.Dalam bidang keuangan pengungkit operasi berkaitan dengan bauran relative dari biaya tetap dan biaya variable dalam suatu organisasi.Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variable adalah suatu hal yang mungkin dilakukan.
Tingkat pengungkit operasi  (degree of operating leverage – DOL) untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.
Tingkat pengungkit operasi = Margin kontribusi/laba
4.    Analisis Sensitivitas dan CVP
Meluasnya penggunaan computer dan spreadsheet telah memudahkan para manajer melakukan analisis sensitivitas.Sebagai sebuah alat penting, analisis sensitivitas (sensitivity analysis) adalah teknik “bagaimana-jika” yang menguji dampak dari perubahan asumsi –asumsi yang mendasarinya terhadap suatu jawaban.

ANALISIS CVP DAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS
Analisis CVP konvensional mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat dikelompokkan dalam dua kategori: biaya yang berubah sejalan dengan volume penjualan (biaya variabel) dan biaya yang tidak berubah (biaya tetap). Selanjutnya biaya diasumsikan sebagai fungsi linier dari volume penjualan.Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, biaya dibagi dalam kategori berdasarkan unit dan non-unit.
Persamaan biaya ABC dapat dinyatakan sebagai berikut:
Total biaya = Biaya tetap + (Biaya variabel per Unit x Jumlah unit) + (Biaya pengaturan x Jumlah pengaturan) + (Biaya rekayasa x Jumlah jam rekayasa)


 
 




Laba operasi, seperti sebelumnya, adalah total pendapatan dikurangi total biaya.Hal ini dinyatakan sebagai berikut:
Laba operasi = Total pendapatan – [Biaya tetap + (Biaya variabel per unit x Jumlah Unit) + (Biaya pengaturan x Jumlah Pengaturan) + (Biaya rekayasa x Jumlah jam rekayasa)]

 
 




Menggunakan pendekatan margin kontribusi untuk menghitung titik impas dalam unit. Pada impas, laba operasi adalah nol, dan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas adalah sebagai berikut:
Unit impas = [(Biaya tetap + (Biaya pengaturan x Jumlah pengaturan) + (Biaya rekayasa x Jumlah jam rekayasa)] / (Harga – Biaya variabel per unit)


 
 






a)             Contoh Perbandingan Penggunaan Analisis CVP dan Analisis ABC
Diasumsikan bahwa suatu perusahaan ingin menghitung jumlah unit yang harus dijual untuk menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $20.000. Analisis ini didasarkan pada data berikut:

Penggerak
Biaya variable per unit ($)
Tingkat aktivitas
Unit terjual
Pengaturan
Jam rekayasa
10
1.000
30
-
20
1.000
Data lainnya:
   Total biaya tetap (konvensional)
   Total biaya tetap (ABC)


$100.000
50.000
Harga jual per unit

50
         
Dengan menggunakan analisis CVP, jumlah yang harus terjual untuk menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $20.000 dihitung sebagai berikut:
Jumlah unit      = (Target laba + Biaya)/(Harga-Biaya variabel per unit)
= ($20.000 + $100.000)/($20-$10)
= $120.000/$10
                 = 12.000
            Dengan menggunakan persamaan ABC, jumlah unit yang harus terjual untuk menghasilkan laba operasi sebesar $20.000 dihitung sebagai berikut:

Jumlah unit      = [$20.000 + $50.000 + ($1.000x20) + ($30x1.000)]/($20-$10)
                        = 12.000 unit


Implikasi Strategis: Analisis CVP Konvensional Versus Analisis ABC
Misalkan bahwa setelah dilakukan analisis CVP konvensional, departemen pemasaran menyarankan bahwa penjualan 12.000 unit mustahil dicapai.Hanya 10.000 unit yang mungkin dapat terjual. Presiden direktur perusahaan kemudian memerintahkan para insinyur perancang produk mencari suatu cara mengurangi biaya pembuatan produk. Para insinyur juga diminta untuk mempertahankan persamaan biaya konvensional, yaitu biaya tetap sebesar  $100.000 dan biaya variabel $10. Biaya variabel  per unit sebesar $10 terdiri atas tenaga langsung, $4 ; bahan baku langsung, $5 ; dan overhead variabel , $1.
Guna memenuhi permintaan untuk mengurangi titik impas,departemen teknik memproduksi suatu rancangan baru yang membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja.Rancangan baru tersebut mengurangi biaya tenaga kerja langsung sebesar $2 per unit.Dengan demikian,biaya variabel yang baru adalah $8 per unit dan titik impas adalah sebagai berikut:
Jumlah unit             = biaya tetap : (harga – biaya variable per unit )
                                    = $ 100.000 : ($ 20 - $ 8)
                                    = 8.333 unit

Proyeksi laba jika 10.000 unit terjual dihitung sbb :
Penjualan ($20 x 10.000)                                                                            $ 200.000
Dikurangi : beban variabel ($8 x 10.000)                                                       80.000
Margin kontribusi                                                                                       $ 120.000
Dikurangi : beban tetap                                                                                 100.000
       Laba operasi                                                                                          $ 20.000
  
            Satu tahun kemudian, Presiden Direktur mendapati bahwa peningkatan laba yang diharapkan tidak terjadi.Sebaliknya,perusahaan mengalami kerugian,mengapa?Jawabannya di berikan oleh pendekatan ABC pada analysis CVP.
Hubungan biaya ABC awal pada contoh tersebut adalah sebagai berikut:
Total biaya = $ 50.000 + ($ 10 x unit ) + ( $ 1000 x pengaturan) + ($ 30.000 x jam rekayasa)
Misalkan bahwa rancangan baru tersebut membutuhkan pengaturan yang lebih rumit, sehingga meningkatkan biaya per pengaturan dari $ 1000 menjadi $ 1600.Juga misalkan bahwa rancangan baru itu, karena peningkatan kandungan teknis, membutuhkan dukungan teknik tambahan sebesar 40 persen (dari 1000 jam menjadi 1400 jam).
Persamaan biaya yang baru, termasuk pengurangan biaya variabel tingkat unit, adalah :Total biaya = $ 50.000 + ($ 8 x unit) + ($  1600 x pengaturan) + ($ 30 x jam rekayasa)
Titik impas, dengan laba operasi nol dan menggunaan persamaan ABC, dihitung:
(anggap bahwa 20 pengaturan masih di lakukan)
            Jumlah unit = [ ( $ 50.00 + ($ 1600 x 20 ) + ( $ 30.000 x 1400 ) ] : ($ 20 - $ 8)
                                = $ 124.000 : $ 12
                                = 10.333 unit.

Dan laba operasi untuk 10.000 unit dihitung sbb :
(inget kembali bahwa jumlah maksimal yang dapat terjual adalah $ 10.000)
Penjualan ($ 20 x 10.000)                                                                             $ 200.000
Dikurangi: beban variabel berdasarkan unit ($8 x 10.000)                               80.000
Margin kontribusi                                                                                          $120.000  
Dikurangi: beban variabel berdasarkan non unit:
                 Pengaturan ($1600 x 20)                                                    $ 32.000                        Dukungan teknik ($ 30 x 1400)                                                                           42.000 
                                                        
                                                                                                                            74.000
Margin yang dapat di telusuri                                                                          $ 46.000
Dikurangi: beban tetap                                                                                       50.000
 (rugi) operasional                                                                                            $ (4000)





Analisis CVP dan JIT
Variabel tingkat batch menjadi hilang (pada sistim JIT batch-nya adalah satu unit).Dengan demikian, persamaan biaya pada JIT dapat dinyatakan sbb :
Total biaya = biaya tetap + ( biaya variabel per unit x jumlah unit ) + ( biaya rekayasa x jumlah jam rekayasa)
 
            

Oleh karena aplikasi JIT merupakan kasus khusus dari persamaan ABC, maka tidak ada contoh yang akan diberikan. 
Sumber Refrensi :
Guan.Limimg. Hansen. Don R., and Mowen, Maryanne M., 2009. Cost Management. 6thedition. South-Western Chengage Learning (HM)

Kasus17-19
PerubahanTitikImpasdenganPerubahanHarga Unit
Plata memproduksidanmenjualtempatpenyimpananplastik. Padatahunlalu, Plata menjualsebanyak125.000 unit. Laporanlabarugiuntuk Perusahaan Plata untuktahunlaludisajikanberikutini:
Penjualan                                      $625.000
Dikurangi: BiayaVariabel            $343.750
Margin Kontribusi                        $281.250
Dikurangi: BiayaTetap                 $180.000
LabaOperasi                                 $101.250

Pembahasan:
1.        Kontribusi margin per unit           = $281.250 : 125.000 unit = $2,25 per unit
Kontribusi margin rasio                = $281.250 : $625.000 = 0,45
TitikImpasdalam unit                   = Biayatetap : Margin Kontribusi per unit
                                                     = $180.000 : $2,25
                                                     = 80.000 unit
TitikImpasdalampenjualan           = Biayatetap : Rasio Margin Kontribusi
                                                     = $180.000 : 0,45
                                                     = $400.000
       Berdasarkanperhitungan di atas, disimpulkanbahwauntukmencapaititikimpas, Perusahaan Plata harus menjua tempat penyimpanan plastic sejumlah 80.000 unit dengan total harga $400.000.
Margin pengamandalam unit                   = 125.000 unit – 80.000 unit = 45.000 unit
Margin pengamandalamdolar                  = 45.000 unit x ($625.000 : 125.000 unit)
                                                                 = $225.000


2.        Harga jual per unit awaladalah $5 per unit ($625.000 : 125.000 unit), dan diasumsikan meningkat sejumlah 10 persen, sehingga menjadi $5,5 per unit (5+ ($5 x 10%)).
Titik Impas dalam unit                 = Biaya tetap : Margin Kontribusi per unit
                                                     = $180.000 : ($5,5 - $2,75)
                                                     = $180.000 : $2,75
                                                     = 65.454 unit
Titik Impas dalam penjualan        = Biaya tetap : Rasio Margin Kontribusi
                                                     = $180.000 : ($2,75 : $5,5)
                                                     = $180.000 : 0,50
                                                     = $360.000
Jadi dengan adanya peningkatan harga jual sebesar 10 persen, maka titik impas yang harus dicapai oleh perusahaan akan menurun. Untuk mencapai titik impas, perusahaan Plata harus menjual tempat penyimpanan plastic sejumlah 65.454 unit dengan total harga $360.000.
3.        Biaya variabel per unit awaladalah $2,75 per unit ($343.750 : 125.000 unit), dan diasumsikan meningka tsejumlah $0,35, sehingga menjadi $3,1 per unit.
Titik Impas dalam unit                 = Biaya tetap : margin kontribusi per unit
                                                     = $180.000 : ($5,0 - $3,1)
                                                     = $180.000 : $1,9
                                                     = 94.737 unit
Titik Impas dalam penjualan        = Biaya tetap : Rasio margin kontribusi
                                                     = $180.000 : ($1,9 - $5,0)
                                                     = $180,000 : 0,38**
                                                     = $473,684
Jadi dengan adanya peningkatan biaya variabel per unit sebesar $0,35, maka titik impas yang harus dicapai oleh perusahaan akan meningkat. Untuk mencapai titik impas, perusahaan Plata harus menjual tempat penyimpanan plastic sejumlah 94.737 unit dengan total harga $473.684.
4.             Untuk memprediksi kenaikan atau penurunan titik impas dapat dilakukan dengan menghitung peningkatan harga jual dan biaya variabel per unit. Apabila harga jual dan biaya variable per unit meningkat, maka terlebih dahulu margin kontribusi sebelum dan sesudah perubahan harga dan biaya variable harus diketahui, sehingga kita dapat mengetahui pengaruhnya terhadap titik impas.
Berikut ini disajikan perubahan pada titik impas disesuaikan dengan perubahan yang terjadi pada soal 1 dan 2:
Hargajual per unit                             $5,5
Dikurangi: BiayaVariabel per unit    $3,1
Margin Kontribusi per unit               $2,4
Titik Impas dalam unit                 = Biaya tetap : Margin Kontribusi per unit
                                                     = $180.000 : $2,4
                                                     = 75.000 unit
Titik Impas dalam penjualan        = Biaya tetap : Rasio Margin Kontribusi
                                                     = $180.000 : ($2,4 : $5,5)
= $180.000 : 0,436
                                                     = $412.844

Jadi untuk mencapai titik impas, Perusahaan Plata harus menjual tempat penyimpanan plastic sejumlah 75.000 unit dengan total harga $412.844.
5.             Biaya tetap awal adalah $180.000 dan diasumsikan meningkat sejumlah $50.000 sehingga menjadi $230.000. (Data lainnya tetap sesuai dengan data awal).

Titik Impas dalam unit                 = Biaya tetap : Margin Kontribusi per unit
                                                     = $230.000 : $2,25
                                                     = 102.222 unit
Titik Impas dalam penjualan        = Biaya tetap : Rasio Margin Kontribusi
                                                     = $230,000 : 0,45
                                                     = $511.111
Jadi dengan adanya peningkatan biaya tetap sebesar $50.000, maka titik impas yang harus dicapai oleh perusahaan akan meningkat. Untuk mencapai titik impas, perusahaan Plata harus menjual tempat penyimpanan plastic sejumlah 102.222 unit dengan total harga $511,111.


RIVIEW JURNAL NASIONAL
ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PERENCANAAN LABA PADA PT. TROPICA COCOPRIMA

Oleh:
Rina Lidia Assa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi
Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak
Perencanaan  laba  berisi  langkah-langkah  yang  akan  ditempuh  perusahaan  untuk mencapai  besarnya target  laba yang diinginkan. Analisis yang cukup  tepat untuk memahami hubungan  timbal balik antara biaya, volume, dan laba adalah analisis Cost-Volume-Profit (CVP). Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis cost-volume-profit dalam pengambilan keputusan perencanaan laba. Dalam penelitian ini, digunakan metode deskriptif karena data yang digunakan berupa data biaya tetap dan biaya variabel yang diperoleh dari laporan laba rugi PT. Tropica Cocoprima tahun 2010 dan 2011. Penelitian ini dilakukan  di PT. Tropica Cocoprima yang  beralamat  di  Jl. Balai Kota  12 Manado. Hasil  penelitian  ini  yaitu perubahan  harga  jual,  biaya  variabel  dan  biaya  tetap  dapat  mempengaruhi  laba  yang  akan  dicapai  oleh perusahaan.  PT.  Tropica  Cocoprima  diharapkan  mampu  menerapkan  analisis  cost-volume-profit  dalam pengambilan  keputusan  perencanaan  laba  dapat  diketahui  volume  penjualan  minimum  sehingga  perusahaan tidak mengalami kerugian dan analisis ini dapat memberikan informasi mengenai penjualan yang harus dicapai agar target laba tercapai.
Isi Jurnal
Manajemen  dalam  pengambilan  keputusan  memerlukan  suatu  pedoman  berupa  perencaanaan  yang berisikan  langkah-langkah  yang  akan  ditempuh  oleh  perusahaan  dalam  mencapai  tujuannya.  Tujuan  dari perusahaan  adalah  untuk memperoleh  laba  yang  optimal  sehingga  salah  satu  perencanaan  yang  dibuat  pihak manajemen  adalah  perencanaan  laba.  Perencanaan  laba  berisikan  langkah-langkah  yang  akan  ditempuh perusahaan  untuk  mencapai  besarnya  target  laba  yang  diinginkan,  karena  laba  merupakan  selisih  antara pendapatan  yang  diterima  (dari  hasil  penjualan)  dengan  biaya  yang  dikeluarkan,  maka  perencanaan  laba dipengaruhi  oleh  perencanaan  penjualan  dan  perencanaan  biaya. Analisis  yang  cukup  tepat  untuk memahami hubungan  timbal  balik  antara  biaya,  volume,  dan  laba  adalah  analisis  Cost-Volume-Profit  (CVP).  Analisis tersebut dapat dipakai oleh manajemen sebagai suatu teknik perencanaan, pengendalian, pengambilan keputusan pada kegiatan perusahaan dalam mencapai laba, dan menghadapi perubahan yang mungkin terjadi atas volume penjualan,  harga  jual  dan  biaya  yang  dikeluarkan.  Setelah menetapkan  harga  jual,  volume  yang  dijual  serta pengklasifikasian  biaya, maka  analisis Cost-Volume-Profit  dapat  dilaksanakan  dengan menggunakan  elemen-elemen analisis.
Dalam penelitian sebelumnya, penelitian mengenai analisis cost-volume-profit dalam perencanaan laba untuk pengambilan keputusan pada  Sutanraja  Hotel,  Convention  and  Recreation Minahasa  Utara,  yang  pernah  dilakukan  oleh  Karundeng (2012).  Tujuannya  adalah  untuk  menganalisis  perencanaan  laba  dengan  menggunakan  analisis  CVP  dalam pengambilan  keputusan  pada  Sutanraja  Hotel,  Convention  and  Recreation  Minahasa  Utara,  dengan menggunakan  metode  penelitian  yaitu  elemen-elemen  analisis  CVP  dan  analisis  time  seriesforecting.  Hasil penelitiannya  yaitu  jumlah  penjualan  keseluruhan  dan  penjualan  kamar  yang  terjadi    selama  tahun  2011 telah melibihi target laba 40% sedangkan pada tahun 2012 belum mencapai penjualan  minimum. Persamaan dengan penelitian  sebelumnya  adalah  sama-sama menggunakan  elemen-elemen  analisis CVP dan  analisis  target  laba, sedangkan perbedaannya yaitu peneliti sebelumnya tidak menggunakan analisis sensitivitas dan dilakukan pada perusahaan jasa/hotel, dilakukan dalam rentang waktu 3 tahun sedangkan peneliti hanya 2 tahun.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan  jenis penelitian metode deskriptif.Tipe yang paling umum dari  penelitian  deskriptif  ini  meliputi  penilaian  sikap  atau  pendapat  terhadap  individu,  organisasi,  keadaan, ataupun  prosedur.Dalam  hal  ini  tipe  yang  digunakan  adalah  prosedur,  dimana  penulis  melihat  bagaimana analisis  cost-volume-profit  dalam  pengambilan  keputusan  perencanaan  laba  jangka  pendek  pada  PT.  Tropica Cocoprima.Data  yang digunakan oleh penulis berupa data biaya  tetap dan biaya  variabel  yang diperoleh dari laporan rugi laba PT. Tropica Cocoprima tahun 2010 dan 2011.Tempat penelitian dilakukan pada PT. TropicaCocoprima, yang berlokasi di Jln. Trans Sulawesi Desa Lelema.Waktu penelitian dimulai dari bulan April 2013. Namun PT. Tropica Cocoprima juga memiliki kantor yang berada di jln. Balai Kota No 12.
Jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan biaya variabel dan biaya tetap yang diperoleh dari laporan rugi laba tahun 2010 dan tahun 2011. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian langsung dna dokumentasi.

Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Dalam  pengambilan  keputusan  perencanaan  laba  perusahaan  yang  efektif, yaitu  suatu  pencapaian  tujuan perusahaan  secara  tepat  dalam menentukan  pilihan  dari  beberapa  pilihan  lainnya,  dengan menggunakan cost-volume-profit  perusahaan  dapat memperkirakan  dampak  perubahan-perubahan  biaya,  volume,  harga jual terhadap laba.
2.      Perusahaan  dapat  memilih  berbagai  macam  alternatif  tindakan  dalam  mengambil  keputusan  dalam pencapaian  laba  dimasa  yang  akan  datang.  Perubahan  harga  jual,  biaya  variabel  dan  biaya  tetap  dapat mempengaruhi laba yang akan dicapai oleh perusahaan.

Saran
Saran yang dapat penulis berikan sebagai berikut:
1.      PT. Tropica Cocoprima  diharapakan mampu menerapkan  analisis  cost-volume-profit  dalam  pengambilan keputusan  perencanaan  laba  diamana  dapat  diketahui  volume  penjualan minimum  sehingga  perusahaan tidak mengalami  kerugian  dan  analisis  ini  dapat memberikan  informasi mengenai  penjualan  yang  harus dicapai agar target laba tercapai.
2.      Perusahaan  dapat menggunakan  analisis  cost-volume-profit  untuk memperkirakan  dampak  dari  berbagai alternatif keputusan dan lebih memperhatikan untuk lebih menekan biaya variabel untuk melakukan proses produksi agar dapat menekan harga jual yang berdampak pada laba yang didapat. Harga jual yang mudah dijangkau dapat meningkatkan volume penjualan.


Review Jurnal Internasional

The Effect of Using Break-Even-Point in Planning, Controlling, and Decision Making in the Industrial Jordanian Companies
Dr. Nabil Alnasser,  Dr. Osama Samih Shaba , Dr. Ziad Al-Zubi
Al-Zaytoonah University of Jordan, Accounting Department, Amman, Jordan

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan titik impas dalam perencanaan, pengendalian, dan dalam proses pengambilan keputusan, di perusahaan industri Yordania. Penelitian ini menjelaskan pada realitas penggunaan titik impas dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan di perusahaan industri di Yordania. Sampel penelitian penelitian dibentuk dari 54 karyawan di departemen akuntansi di perusahaan industri Yordania. Studi ini menemukan bahwa, sebagian besar perusahaan industri Yordania menggunakan break-even point dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan, dan ada hubungan yang signifikan secara statistik antara penggunaan titik impas dan perencanaan yang sukses, pengendalian dan pengambilan keputusan dalam perusahaan industri Yordania. Studi ini telah merekomendasikan bahwa, perusahaan harus menggunakan impas menunjuk alat sebagai sekuat-kuatnya dari pengambilan keputusan dan perencanaan pengawasan karena dampaknya, efisiensi dan akurasi dalam keputusan rasionalisasi dan kontrol.
Isi Jurnal
ü   Pendahuluan
Informasi keuangan memiliki peran penting dalam menjalankan sebuah bisnis hari ini. Jika tiga M (Man, Money, dan Material) adalah sumber daya bisnis ekonomi tradisional utama, maka informasi tidak pernah kurang penting dibandingkan sumber daya tersebut. Kita dapat mengatakan informasi adalah sumber daya bisnis ekonomi keempat. analisis pasar misalnya, dianggap sekarang sebagai salah satu metode utama memiliki informasi berharga yang dapat membantu manajemen dalam perencanaan, dan pengambilan keputusan yang efektif.
Pengambilan keputusan mendasari pembagian dua kali lipat biasa ditemui dari proses manajemen; perencanaan dan pengendalian. Perencanaan berarti memutuskan tujuan dan cara-cara untuk mencapai mereka, di mana mengendalikan pelaksanaan sarana rencana dan penggunaan umpan balik sehingga tujuan secara optimal tercapai (Jarum, Powers, Mills, & Anderson, 1999)
Akuntansi manajemen memiliki banyak beberapa kegunaan dalam bidang perencanaan, pengendalian, pengambilan keputusan dan biaya-volume analisis keuntungan. Break Even Point adalah salah satu alat utama dari analisis keuntungan biaya-volume (CVP). Break Even Point adalah bukan target akhir dengan sendirinya, tetapi itu adalah salah satu alat penting yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Break Even Point dapat didefinisikan sebagai titik di mana total pendapatan sama dengan jumlah variabel dan biaya tetap (Garrison, 2012) Hubungan antara pendapatan, biaya, dan laba bersih disebut analisis CVP. jenis analisis ini penting untuk pihak internal dan pihak eksternal. pihak internal atau manajemen menggunakan jenis analisis untuk merencanakan jumlah laba yang diperlukan dalam jangka waktu tertentu (Target Penjualan), atau kuantitas produksi perusahaan harus menghasilkan di masa depan. pihak eksternal, seperti komisi bursa efek mengharuskan manajemen untuk memasukkan beberapa analisis keuangan dan diskusi tentang operasi di laporan tahunan (Horngren, Datar, Rajan 2014)
ü   Metodologi
Data primer yang dibutuhkan untuk tujuan penelitian dikumpulkan melalui survei yang dilakukan di kalangan Berbeda perusahaan Yordania industri. Kuesioner telah dirancang untuk tujuan ini, dan itu didistribusikan secara acak kepada karyawan mengambil bagian dalam tindakan dan kegiatan melaksanakan bisnis di perusahaan mereka pada bulan Februari 2014, dan untuk tingkat manajemen yang berbeda. Jumlah kuesioner yang dianalisa adalah (48) kuesioner yang valid. Data resolusi dianalisis menggunakan program statistik SSPS.
Data kuantitatif dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, di mana karyawan diminta untuk menyatakan kemungkinan (pada skala 5-point: [5] sangat setuju; [4] setuju; [3] netral; [2] tidak setuju; [1] sangat tidak setuju), 70 eksemplar kuesioner yang disampaikan oleh tangan pada responden, 54 eksemplar kembali (persentase 77%); dari 54 salinan ini 48 eksemplar (69%) yang berlaku untuk analisis.
Data yang lainnya dikumpulkan dari sumber sekunder. Data sekunder dikumpulkan dari artikel yang diterbitkan oleh terkenal majalah, buku, dan disertasi.
ü   Hipotesis
H0: The perusahaan Yordania tidak menggunakan Break Even Point dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Hipotesis utama ini dapat dibagi ke dalam sub-hipotesis berikut :
1. Tidak ada hubungan statistik yang signifikan antara Break Even Point dan perencanaan dalam perusahaan Industri Yordania.
2. Tidak ada hubungan statistik yang signifikan antara Break Even Point dan pengendalian di perusahaan Industri Yordania.
3. Tidak ada hubungan statistik yang signifikan antara Break Even Point dan pengambilan keputusan dalam perusahaan Industri Yordania

ü   Hasil Penelitian
Dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi adalah (0,002), ini berarti lebih rendah dibanding nilai alpha yaitu 0,05,ini berarti menolak hipotesis H0, yang berarti bahwa, perusahaan Yordania menggunakan Break Even Point dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi adalah (0,043), ini berarti lebih rendah dibanding nilai alpha yaitu 0,05, jadi ada hubungan statistik yang signifikan antara Break Even Point dan perencanaan dalam perusahaan Industri Yordania.
Dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi adalah (0,000), ini berarti lebih rendah dibanding nilai alpha yaitu 0,05, jadi kita menolak hipotesis H0, yang berarti bahwa, ada hubungan statistik yang signifikan antara Break Even Point dan pengendalian di perusahaan Industri Yordania.
Dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi adalah (0,006), ini berarti lebih rendah dibanding nilai alpha yaitu 0,05, jadi kita menolak hipotesis H0, yang berarti bahwa, ada hubungan statistik yang signifikan antara Break Even Point dan pengambilan keputusan dalam perusahaan Industri Yordania.
Kesimpulan
Perusahaan Industri Yordania menggunakan Break Even Point dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Perusahaan-perusahaan juga melakukan analisis BEP dalam proses perencanaan untuk akuisisi Sumber Daya Manusia, juga dalam proses perencanaan untuk pengeluaran, Produksi, dan dalam mengevaluasi kinerja audit. Perusahaan industri Yordania yang melakukan terobosan analisis Even Point dalam memutuskan antara alternatif, membuat keputusan jangka panjang dan jangka pendek. Hasil juga menunjukkan bahwa, perusahaan-perusahaan ini menggunakan analisis BEP dalam mengendalikan rekening dan menghilangkan manipulasi.
Saran
Menurut kesimpulan studi para peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1.             Perusahaan industri Yordania juga harus melakukan analisis pasar selain analisis BEP, sehingga memiliki informasi tambahan yang berguna dalam pengambilan keputusan.
2.             Perusahaan harus memperpanjang pengetahuan hasil BEP dan penggunaannya kepada karyawan dalam jangkauan yang lebih luas untuk memiliki manfaat maksimal dari itu.
Untuk menggeneralisasi hasil penelitian untuk semua jenis perusahaan.

Komentar

Postingan Populer