KUMPULAN PERTANYAAN

1.      Jelaskan mengapa pembenaran, keberanan, dan kepercayaan dipandang perlu untuk pengetahuan?
Jawaban:
Pengetahuan selalu terdiri dari yang pembenaran, kebenaran, dan kepercayaan. Apabila kondisi tersebut sudah terpenuhi, maka seseorang memiliki pengetahuan. Pertama-tama, pengetahuan dibangun atas kepercayaan, untuk mengetahui suatu pernyataan, seseorang harus percaya bahwa pernyataan itu benar, kemudian dilihat apakah pernyataannya benar, dan yang terakhir ada pembenaran terhadap pernyataan tersebut. Hal ini menekankan bahwa satu syarat dalam pengetahuan adalah harus benar.

2.      Apa yang salah dengan pernyataan berikut (berdasarkan pernyataan pertama yang didengar dari sebuah program televisi baru-baru ini)? “Suku Afrika telah tahu tentang roh selama berabad-abad”, “dulu diketahui bahwa bumi itu datar, sedangkan sekarang kita tahu bahwa bumi itu adalah bola”.
Jawaban:
Pernyataan 1 : “Suku Afrika telah tahu tentang roh selama berabad-abad”
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa Suku Afrika memiliki kepercayaan tentang roh selama berabad-abad, namun kebenaran dari pernyataan tersebut belum pasti karena belum ada penelitian ilmiah yang meneliti tentang kebenaran pernyataan tersebut sehingga secara otomatis tidak ada pembenaran atas pernyataan ini.
Pernyataan 2 : “dulu diketahui bahwa bumi itu datar, sedangkan sekarang kita tahu bahwa bumi itu adalah bola”
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dahulu orang-orang memiliki kepercayaan tentang bumi itu datar, setelah dilakukan penelitian, maka didapatkan kebenaran bahwa bumi berbentuk bola yang berarti keyakinan tersebut salah, dan selanjutnya dari hasil penelitian tersebut, muncullah pembenaran dari pernyataan itu.

3.      Kondisi yang bagaimanakah dirasa cukup dan diperlukan untuk memiliki pengetahuan?
Jawaban:
Ilmu pengetahuan terdiri dari keyakinan yang dibenarkan. Untuk memiliki pengetahuan, haruslah terdapat tiga kondisi, yaitu pembenaran, kebenaran, dan kepercayaan. Sebagai contoh, ada sesorang yang bertanya “Apakah rendang adalah makanan asli Indonesia?”. Untuk mengetahui bahwa rendang adalah makanan asli Indonesia, yang perlu dipertimbangkan adalah:
a.       Percaya bahwa rendang adalah makanan asli Indonesia
b.      Memang benar rendang adalah makanan asli Indonesia
c.       Memiliki pembenaran atas rendang adalah makanan asli Indonesia
Berdasarkan contoh diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa suatu pengetahuan haruslah terdiri dari tiga kondisi, yaitu pembenaran, kebenaran, dan kepercayaan yang nantinya menjadi pedoman agar pengetahuan tersebut didasarkan atas kebenaran.

4.      Apakah hubungan kasus Gettier terhadap analisis mengenai pengetahuan?
Jawaban:
Teori tradisional yang didukung oleh Plato menetapkan bahwa suatu pernyataan harus memenuhi tiga kriteria untuk dipertimbangkan pengetahuan, yaitu pernyataan tersebut kita percaya, yang kita percayai adalah benar, dan sudah terjustifikasi (pembenaran). Munculnya kasus Gettier dari Edmund Gettier sangat berpengaruh terhadap analisis tripartite pengetahuan. Skenario Gettier mengklaim bahwa ketiga kondisi (kepercayaan, kebenaran, dan pembenaran) dapat dipenuhi oleh seorang pemikir yang tidak memiliki pengetahuan. Hal tersebut sangat berhubungan dengan analisis pengetahuan, di mana setelah kasus Gettier muncul, timbul pemikiran lebih lanjut mengenai pengetahuan, seperti terdapat klaim bahwa ada sesuatu yang salah dengan dugaan pembenaran dalam skenario Gettier, atau lebih tepatnya apa yang dimiliki dalam kasus tersebut tidak sama dengan pembenaran. Pemikiran yang kaya kebenaran harus dicukupi agar kita dapat memiliki pengetahuan, dan pemikir dalam kasus Gettier tidak memiliki pembenaran yang mencukupi.

5.      Saya sering terganggu oleh wajah-wajah aktor minor tertentu: “saya hanya mengetahui ia ada pada film lainnya – saya tidak dapat mengingat namanya, meskipun itu di ujung lidah saya”. Di kemudian hari terkadang hal itu datang kembali ke saya, dan saya ingat nama film itu. Apakah saya mengetahui film mana yang dibintangi aktor ini sebelum saya mengingat namanya? Mungkinkah saya telah mengetahui ini walaupun jika saya belum mengingatnya? Dan bagaimana jawaban anda terkait dengan definisi tripartite ilmu pengetahuan?

Jawaban:
Melalui ilustrasi tersebut, dapat dijawab pertanyaan-pertanyaan yang ada sebagai berikut:
-          Tokoh “saya’ mengetahui film yang dibintangi oleh aktor tersebut sebelum ia mengingat nama aktor tersebut. Hal ini merupakah contoh dari yang disebut dengan memiliki pengetahuan dengan pembenaran tanpa kepercayaan. Jadi, tokoh “saya” kemungkinan mendapatkan pengetahuan mengenai judul film tersebut melalui memory atau ingatan saat ia menonton film tersebut, melalui informasi dari seseorang, melalui ulasan film tersebut di televisi, ataupun melalui sumber lainnya. Sehingga atas dasar pengetahuannya itu, ia menjadi mengetahui nama atau judul film yang dibintangi aktor tersebut bahkan sebelum ia mengingat nama aktornya.
-          Terdapat kemungkinan tokoh “saya” mengetahui hal tersebut walaupun ia belum mengingat nama aktor tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan tokoh “saya” yang menyebutkan bahwa di kemudian hari ia dapat mengingat nama film tersebut. Ini menunjukkan bahwa tokoh “saya” mengetahui kebenaran dari permasalahan tersebut sejak awal, hanya saja ia kurang memiliki kepercayaan terhadap hal tersebut.

-          Apabila dikaitkan dengan definisi tripartite ilmu pengetahuan, kondisi yang dialami oleh tokoh “saya” tersebut belum memenuhi persyaratan kondisi dimilikinya pengetahuan oleh seseorang. Definisi tripartite pengetahuan menyebutkan bahwa suatu pernyataan harus memenuhi tiga kriteria untuk dipertimbangkan pengetahuan, yaitu pernyataan tersebut kita percaya (kepercayaan), yang kita percayai adalah benar (kebenaran), dan sudah terjustifikasi (pembenaran). Ilustrasi kasus tersebut menunjukkan bahwa kriteria yang terpenuhi hanyalah dengan adanya kebenaran, namun unsur kepercayaan dan pembenaran pernyataan tokoh “saya” belum terpenuhi. Sehingga dapat diismpulkan bahwa jika ditinjau dari definisi tripartite pengetahuan, pernyataan tokoh “saya” tersebut tidak menjadikan tokoh “saya” sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan mengenai pernyataan tersebut.

Komentar

Postingan Populer