Organisasi
Pengorganisasian merupakan
proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi,
sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan
dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota
organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
Terdapat beberapa aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian agar
suatu organisasi dapt mencapai tujuannya, yaitu pembagian kerja,
departementalisasi, bagan organisasi formal, rantai perintah dan kesatuan
perintah, tingkat-tingkat hirarki manajemen, saluran komunikasi, penggunaan
komite, rentang manajemen dan kelompok informal yang tidak dapat dihindarkan.
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan antara fungsi-fungsi,
bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan
kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu
organisasi. Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur
organisasi adalah:
1. Strategi
organisasi untuk mencapai tujuannya.
2. Teknologi
yang digunakan.
3. Anggota
dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
4. Ukuran
organisasi.
Desain organisasi dinyatakan sebagi proses pembuatan
keputusan yang dilakukan oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang
sesuai dengan strategi untuk organisasi dan lingkungan tempat anggota
organisasi melaksanakan strategi tersebut. Desain organisasi menuntut manajer
untuk melihat secara bersamaan ke dalam organisasi dan ke luar organisasi.
Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang penting, pertama
adalah perubahan strategi dan lingkungan berlangsung dengan berlalunya waktu,
desain organisasi merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam
struktur termasuk mencoba dan kemungkinan berbuat salah dalam rangka mensyusun
desain organisasi. Manajer hendaknya memandang desain organisasi sebagai
pemecahan masalah dan mengikuti tujuan organisasi dengan gaya situasional atau
kontingensi,yaitu struktur yang ada didesain untuk menyesuaikan keadaan organisasi
atau sub unitnya yang unik.
Empat langkah mendasar ketika seorang manajer mulai
membuat keputusan mengenai pengorganisasian:
1. Pembagian
pekerjaan: membagi seluruh beban pekerjaan menjadi banyak tugas yang secara
wajar dan nyaman dapat dilaksanakan oleh individu atau kelompok.
2. Departementalisai:menggabungkan
tugas secara logis dan efisien,pengelompokan karyawan dan tugas.
3. Hierarki
organisasi: sesuatu yang dihasilkan oleh adanya hubungan “penetapan siapa yang
member laporan kepada siapa dalam organisasi”.
4. Koordinasi:
penetapan mekanisme yang menyatukan aktivitas departemental menjadi suatu
kesatuan dan memonitor keefektifan integrasi tersebut.
a) Spesialisasi
Kerja
Spesialisasi kerja berkenaan
dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi
dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan kerja. Dengan adanya
pembagian kerja atau spesialisasi kerja ini, pekerjaan yang dilaksanakan akan
lebih efisien.
b) Departementalisasi
Departementalisasi adalah pengelompokan menjadi
departemen aktivitas pekerjaan yang serupa dan secara logis berhubungan. Adapun jenis - jenis departementalisasi,
yaitu, departementalisasi fungsional, departementalisasi produk,
departementalisasi geografis, departementalisasi proses, dan departementalisasi
pelanggan.
c) Rantai
Komando
Chain
of command atau rantai komando adalah rencana
yang menentukan siapa melapor kepada siapa dalam sebuah organisasi, jalur
pelaporan seperti ini merupakan sifat menonjol dari semua bagan organisasi.
d) Rentang
Kendali
Span
of management control (rentang kendali manajemen)
adalah jumlah bawahan yang melapor langsung kepada manajer
tertentu.
e) Sentralisasi
dan Desentralisasi
Sentralisasi
adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu organisasi.
Sementara desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas
kekuasaan dan pembuatan keputusan ke tingkatan-tingkatan organisasi yang lebih
rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
derajat sentralisasi dan desentralisasi dalam suatu organisasi, mungkin berbeda
dengan berbedanya divisi atau departemen organisasi atau p[erubahan lingkungan
eksternal. Jadi, pendekatan paling logik yang dapat digunakan organisasi adalah
mengamati segala kemungkinan yang terjadi.
f) Formalisasi
Formalisasi menunjukkan tingginya standardisasi atau
pembakuan tugas-tugas maupun jabatan dalam suatu organisasi. Semakin tinggi
derajat formalisasi maka semakin teratur perilaku bawahan dalam suatu organisasi.
Terdapat beberapa penerapan desain organisasi,
diantaranya :
1. Struktur
Sederhana
Struktur
sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi
yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang
saja, dan sedikit formalisasi. Kekuatan dari struktur ini adalah
kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan
dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas.
2. Birokrasi
Birokrasi
adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi
yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang
sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen
fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan
keputusan yang mengikuti rantai komando.
3. Birokrasi
Profesional
Desain organisasi berupa
birokrasi profesional memiliki konsep kunci, yaitu mengkombinasikan
standarisasi dan desentralisasi. Kelebihan struktur ini dapat menampilkan tugas
secara terspesialisasi dan efisien secara bersama. Struktur ini biasanya
dipakai pada organisasi besar dengan lingkungan yang kompleks dan stabil,
menggunakan teknologi rutin, yang berinternalisasi melalui profesionalisme.
4. Struktur
Divisional
Struktur ini terdiri dari kesatuan yang terdiri dari unit-unit yang
memiliki otonomi tinggi dan masing-masing unit birokrasi mesin dan dikoordinasi
oleh masing-masing kepada divisi (manajer tingkat menengah). Tipe ini cocok
digunakan dalam organisasi yang melaksanakan diversifikasi produk dan jasa
secara penuh. Tipe ini cocok digunakan dalam organisasi yang melaksanakan
diversifikasi produk dan pasar yang beraneka ragam.
5. Organisasi
Adhocracy
Struktur jenis ini hampir sama
dengan birokrasi-birokrasi profesional, karena keduanya memperkejakan orang-orang
profesional. Kekuasaan pada struktur ini tidak berdasarkan posisi seseorang,
tetapi berdasarkan keahlian yang dimiliki.
Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan
dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah suatu organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisiensi. Tanpa koordinasi orang akan
kehilangan pandangan terhadap perannya dalam organisasi secara total, tergoda
untuk mendahulukan kepentingan departemen sendiri mengorbankan sasaran
organisasi.
Delegasi merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu, dimana wewenang
adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Delegasi wewenang
sendiri merupakan suatu proses di mana para manajer mengalokasikan wewenang ke
bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya. Efektivitas delegasi merupakan
faktor utama yang membedakan manajer sukses dan manajer tidak sukses.
Louis Allen telah mengemukakan beberapa teknik khusus
untuk membantu manajer melakukan delegasi dengan efektif, yaitu menetapkan
tujuan, mengeaskan tanggung jawab dan weweang, memberikan motivasi kepada
bawahan, meminta penyelesaian kerja, memberikan latihan, mengadakan pengawasan
yang memadai.
Manajemen
sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen
sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut Human Resource Department (HRD). Departemen sumber daya manusia
memiliki peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Melakukan
persiapan dan seleksi tenaga kerja, seperti memperkirakan berapa banyak tenaga
kerja yang ingin direkrut, perekrutan tenaga kerja, serta seleksi tenaga kerja.
2. Pengembangan
dan evaluasi karyawan, dengan cara pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat
lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja
yang ada
3. Memberikan
kompensasi dan proteksi pada pegawai, kompensasi adalah imbalan atas kontribusi
kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan yang disesuaikan
dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Proteksi
juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan
tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal.
Perubahan
organisasi berasal dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal
meliputi sasaran, kebijakan, strategi, karyawan, serta teknologi baru,
sedangkan faktor eksternalnya berasal dari faktor ekonomi, sosial, budaya,
teknologi serta politik. Perubahan organisasi merupakan suatu fenomena yang
kompleks, sehingga seorang manajer tidak bisa melakukan suatu perubahan
terencana secara langsung namun perlu perubahan secara sistematis dan logis
agar memiliki suatu kesempatan realistik untuk berhasil. Untuk mengelola suatu
perubahan, manajer perlu memahami langkah-langkah yang efektif seperti yang
dikemukakan Kurt Lewin,yaitu :
1.
Unfreezing, yaitu proses penjelasan perubahan kepada individu yang
akan terpengaruh oleh perubahan agar dapat memahami mengapa perubahan itu
diberlakukan.
2.
The Change it Self, yaitu perubahan itu sendiri, yang
dikelola atau dihilangkan.
3.
Refreshing, yaitu proses penekanan dan mendukung perubahan sehingga
ia menjadi bagian dari sistem.
Inovasi adalah proses mengambil gagasan yang kreatif dan mengubahnya manjadi produk, jasa atau
metode operasi yang bermanfaat. proses inovasi terdiri dari,
pengembangan inovasi, aplikasi inovasi, peluncuran inovasi, pertumbuhan
aplikasi, kematangan inovasi, dan penurunan inovasi.
Perubahan mempunyai
manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya perubahan maka
dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan
bertujuan agar organisasi tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman,
kemajuan teknologi dan di bidang pelayanan.
Tujuan yang direncanakan dari perubahan organisasi adalah untuk menemukan cara
baru dalam menggunakan sumber-sumber daya serta berbagai kecakapan yang ada
dalam perusahaan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam rangka
menciptakan nilai serta memperbaiki atau menambah keuntungan.
Proses perubahan harus mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai
kualifikasi organisasi. Pertama ada retribusi kekuasaan dalam struktur
organisasi, kedua retribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat
pengembangan. Perubahan terdiri dari 3 tipe yang berbeda, dimana setiap tipe
memerlukan strategi manajemen perubahan yang berbeda pula. Tiga macam perubahan tersebut adalah:
(1)
Perubahan Rutin, dimana telah
direncanakan dan dibangun melalui proses organisasi.
(2)
Perubahan Peningkatan, yang mencakup keuntungan
atau nilai yang telah dicapai organisasi.
(3)
Perubahan Inovatif, yang mencakup cara
bagaimana organisasi memberikan pelayanannya.
Pengambilan
keputusan sering kita lakukan sehari-hari tetapi tanpa kita sadari. Tugas seorang
manajer atau leader sehari-hari adalah mengambil keputusan. Seringkali banyak
keputusan yang harus diambil setiap hari, tetapi kadang-kadang satu hari hanya
ada satu keputusan saja yang kita buat. Hal ini tergantung keperluannya.
Membuat keputusan dan pemecahan masalah merupakan salah satu peranan yang harus
dimainkan setiap leader dan manajer. Semua fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, motivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi,
dan pengawasan dan pengendalian memerlukan pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah.
Perubahan situasi
dan kondisi yang sangat cepat menjadi faktor yang harus dipertimbangkan dalam
manajemen yang mendorong manajer untuk mampu membuat sejumlah keputusan dalam
waKepala Sekolah yang tepat dan cepat. Untuk mampu mengimbangi cepatnya
perubahan waKepala Sekolah, seorang manajer harus sanggup menghadapi minimal
tiga tantangan yaitu: (1) keadaan yang sangat kompleks, (2) keadaan yang tidak
menentu, dan (3) tuntutan untuk dapat bertindak luwes.
Pengambilan
keputusan ialah
proses memilih sejumlah alternatif. Pengambilan keputusan penting bagi
administrator pendidikan karena proses pengambilan keputusan mempunyai peran
penting dalam memotivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan perubahan
organisasi. Setiap level administrasi sekolah mengambil keputusan secara
hirarkis. Keputusan yang diambil administrator berpengaruh terhadap pelanggan
pendidikan terutama peserta didik. Oleh karena itu, setiap administrator
pendidikan harus memiliki keterampilan mengambil keputusan secara cepat dan
tepat.
Memberikan tiga
tahap dalam proses pengambilan keputusan yaitu: (1) tahap identifikasi, (2)
tahap pengembangan, dan (3) tahap pemilihan. Drucker (1993) seorang ahli
pemimpin organisasi memberikan enam langkah dalam proses pengambilan keputusan
yaitu: (1) mendefinisikan masalah, (2) menganalisis masalah, (3) mengembangkan
alternatif pemecahan masalah, (4) memutuskan satu pemecahan masalah terbaik,
(5) merencanakan tindakan yang efektif, dan (6) memantau dan menilai hasilnya.
Simon (1997)
pemenang Nobel teori pengambilan keputusan menggambarkan proses pengambilan
keputusan atas tiga tahap yaitu: (1) kegiatan intelijen, (2) kegiatan disain,
dan (3) kegiatan pemilihan.
Berdasarkan ketiga
pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses pengambilan
keputusan meliputi tiga kegiatan yaitu: (1) identifikasi dan pemilihan masalah,
(2) pengembangan alternatif pemecahan masalah, dan (3) memilih alternatif
pemecahan masalah terbaik.
Setiap model
memiliki basis umum pengambilan keputusan. Model pengambilan keputusan dapat
dibedakan atas model pengambilan keputusan rasional, model pengambilan
keputusan klasik, model pengambilan keputusan perilaku, model Vroom &
Yetton (decision tree), model pengambilan keputusan Chung & Megginson, dan
model pengambilan keputusan pohon masalah. Model Pengambilan Keputusan
Rasional.
Keputusan dapat
dibedakan atas dua tipe yaitu terprogram (struKepala Sekolahred) dan tidak
terprogram (unstructured). Keputusan terprogram ialah keputusan yang selalu
diulang kembali. Contohnya: keputusan kenaikan kelas pesera didik, keputusan
pengangkatan, keputusan penetapan gaji pegawai baru, keputusan pensiun, dan
sebagainya. Keputusan tidak terprogram ialah keputusan yang diambil untuk
menghadapi situasi rumit dan atau baru. Gambar berikut ini menggambarkan
keterkaitan proses pengambilan terprogram dengan pengambilan keputusan tidak
terprogram dalam model pengambilan keputusan rasional. Model Pengambilan
Keputusan Klasik.
Model pengambilan
keputusan klasik berasumsi bahwa keputusan merupakan proses rasional di mana
keputusan diambil dari salah satu alternatif terbaik. Model klasik didasarkan
konsep rasionalitas lengkap (complete rationality). Sesuai dengan model klasik,
proses pengambilan keputusan dibagi atas enam langkah logis seperti yang
ditunjukkan gambar berikut ini.
Model Pengambilan
Keputusan Perilaku. Model ini didasarkan sejauh mana keputusan itu dapat
memberikan kepuasan. Model ini juga mempertimbangkan pengambilan keputusan atas
dasar rasionalitas kontekstual dan rasionalitas retspektif. Rasionalitas
kontekstual artinya keputusan tidak hanya didasarkan oleh ketentuan tersurat
(tekstual) tetapi juga yang tersirat (kontekstual).
Model Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Manfaat Dasar pemikirannya adalah: (1) mutu keputusan, (2)
kreativitas keputusan, (3) penerimaan keputusan, (4) pemahaman keputusan, (5)
pertimbangan keputusan, (6) ketepatan keputusan. Model Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Masalah. Ada tiga tendensi khusus yang dapat merusak proses
keputusan kelompok yaitu: (1) pikiran kelompok, (2) perubahan beresiko, dan
eskalasi komitmen.
Model
ini paling banyak digunakan sekolah karena ingin melibatkan partisipasi warga
sekolah dalam mengambil keputusan. Lima teknik penting dalam pengambilan
keputusan berdasarkan lapangan adalah: (1) curah pendapat (brainstorming), (2)
teknik grup nominal, (3) teknik Delphi, (3) pembela yang menantang apa yang
dianggap baik (devil’s advocate).
Masalah
yang dihadapi adalah buruknya manajemen pendidikan Akibatnya adalah rendahnya
mutu pendidikan Penyebabnya adalah perencanaan tidak mantap, pelaksanaan tidak
tepat, pengawasan tidak ketat.
Dipilih lagi satu penyebab yang prioritas misalnya pelaksanaan tidak tepat.
Penyebab pelaksanaan tidak tepat adalah rendahnya motivasi kerja guru, lemahnya kepemimpinan pendidikan, lambatnya memecahkan masalah, kurang baiknya komunikasi, dan kurang baiknya koordinasi. Penyebab pelaksanaan tidak tepat tidak boleh sama maknanya misalnya lemahnya kordinasi, yang lain lagi kurang baiknya koordinasi atau koordinasi belum efektif.
Dipilih lagi satu penyebab yang prioritas misalnya pelaksanaan tidak tepat.
Penyebab pelaksanaan tidak tepat adalah rendahnya motivasi kerja guru, lemahnya kepemimpinan pendidikan, lambatnya memecahkan masalah, kurang baiknya komunikasi, dan kurang baiknya koordinasi. Penyebab pelaksanaan tidak tepat tidak boleh sama maknanya misalnya lemahnya kordinasi, yang lain lagi kurang baiknya koordinasi atau koordinasi belum efektif.
Tipe
Keputusan Manajerial
Chung
& Megginson (1981) memberikan tipologi keputusan manajerial yang didasarkan
atas dua dimensi yang berhubungan dengan masalah yaitu: (1) komleksitas
masalah, dan (2) dampak ketidakpastian. Gambar berikut ini menunjukkan empat
tipe keputusan manajerial.
Kompleksitas masalah Tinggi
1. Keputusan judgmental
2. Contoh: marketing
3. Investasi, dan masalah
4. Personil
5. Keputusan terprogram
6. Contoh: masalah rutin,
7. Dan kegiatan terjadwal kompleks, dan Pasti
8. Tipe Keputusan Manajerial Rendah
1. Keputusan Tidak pasti
2 Contoh: penelitian
3. pengembangan, dan perencanaan jangka panjang
4. organisasi
5. Keputusan analisis
6 contoh keseharian
7 Masalah keteknikan Gambar
8. Tipe keputusan tak terprogram
(Chung & Megginson,1981)
Metode Keputusan,a.l.:1) Keputusan yang Kurang Tanggapan, 2) Keputusan dengan Otoritas, 3) Keputusan Minoritas, 4) Keputusan Mayoritas, 5) Keputusan konsensus 6) Keputusan Bulat.
Contoh instansi pemerintahan yang menganut sistem pengambilan keputusan klasik yaitu pada sistem pemerintahan di pedesaan seperti contoh kepala desa. Kepala desa dalam mengambil keputusan melalui proses rasional di mana keputusan diambil dari salah satu alternatif terbaik. Misalnya ada suatu permasalahan dalam instansi tersebut kemudian kepala desa melakukan menurut suara terbayak misalnya dengan cara system voting dan kemudian mengambil keputusan dari hasil voting tersebut.
Contoh instansi pemerintahan yang menganut sistem teori klasik yaitu pada isntansi DPRD. Dimana DPRD bertindak atas suara masyarakat. Apabila tidak ada keluhan dan kritikan dari masyarakat anggota dewan akan diam saja. Seperti contoh dalam perbaikan jalan. Apabila masyarakat hanya diam saja anggota dewan pun juga diam saja. Tetapi apabila masyarakat berbicara barulah pemerintahan melakukannya. Pemerintah pun melakukannya atas berdasarkan model-model dibawah ini :
Kompleksitas masalah Tinggi
1. Keputusan judgmental
2. Contoh: marketing
3. Investasi, dan masalah
4. Personil
5. Keputusan terprogram
6. Contoh: masalah rutin,
7. Dan kegiatan terjadwal kompleks, dan Pasti
8. Tipe Keputusan Manajerial Rendah
1. Keputusan Tidak pasti
2 Contoh: penelitian
3. pengembangan, dan perencanaan jangka panjang
4. organisasi
5. Keputusan analisis
6 contoh keseharian
7 Masalah keteknikan Gambar
8. Tipe keputusan tak terprogram
(Chung & Megginson,1981)
Metode Keputusan,a.l.:1) Keputusan yang Kurang Tanggapan, 2) Keputusan dengan Otoritas, 3) Keputusan Minoritas, 4) Keputusan Mayoritas, 5) Keputusan konsensus 6) Keputusan Bulat.
Contoh instansi pemerintahan yang menganut sistem pengambilan keputusan klasik yaitu pada sistem pemerintahan di pedesaan seperti contoh kepala desa. Kepala desa dalam mengambil keputusan melalui proses rasional di mana keputusan diambil dari salah satu alternatif terbaik. Misalnya ada suatu permasalahan dalam instansi tersebut kemudian kepala desa melakukan menurut suara terbayak misalnya dengan cara system voting dan kemudian mengambil keputusan dari hasil voting tersebut.
Contoh instansi pemerintahan yang menganut sistem teori klasik yaitu pada isntansi DPRD. Dimana DPRD bertindak atas suara masyarakat. Apabila tidak ada keluhan dan kritikan dari masyarakat anggota dewan akan diam saja. Seperti contoh dalam perbaikan jalan. Apabila masyarakat hanya diam saja anggota dewan pun juga diam saja. Tetapi apabila masyarakat berbicara barulah pemerintahan melakukannya. Pemerintah pun melakukannya atas berdasarkan model-model dibawah ini :
Model
Pengambilan Keputusan Perilaku.
Model
ini didasarkan sejauh mana keputusan itu dapat memberikan kepuasan. Model ini
juga mempertimbangkan pengambilan keputusan atas dasar rasionalitas kontekstual
dan rasionalitas retspektif. Rasionalitas kontekstual artinya keputusan tidak
hanya didasarkan oleh ketentuan tersurat (tekstual) tetapi juga yang tersirat
(kontekstual).
Model
Pengambian Keputusan Carnegie.
Model ini
lebih mengakui akan kepuasan, keterbatasan rasionalitas, dan koalisi
organisasi.
Model
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Manfaat Dasar pemikirannya adalah: (1) mutu
keputusan, (2) kreativitas keputusan, (3) penerimaan keputusan, (4) pemahaman
keputusan, (5) pertimbangan keputusan, (6) ketepatan keputusan. Model
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Masalah. Ada tiga tendensi khusus yang dapat
merusak proses keputusan kelompok yaitu: (1) pikiran kelompok, (2) perubahan
beresiko, dan eskalasi komitmen.
Model Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Lapangan
Model
ini paling banyak digunakan sekolah karena ingin melibatkan partisipasi warga
sekolah dalam mengambil keputusan. Lima teknik penting dalam pengambilan
keputusan berdasarkan lapangan adalah: (1) curah pendapat (brainstorming), (2)
teknik grup nominal, (3) teknik Delphi, (3) pembela yang menantang apa yang
dianggap baik (devil’s advocate).
Model Pengambilan Keputusan Pohon Masa
Masalah yang dihadapi adalah buruknya manajemen pendidikan Akibatnya adalah rendahnya mutu pendidikan Penyebabnya adalah perencanaan tidak mantap, pelaksanaan tidak tepat, pengawasan tidak ketat.
Model Pengambilan Keputusan Pohon Masa
Masalah yang dihadapi adalah buruknya manajemen pendidikan Akibatnya adalah rendahnya mutu pendidikan Penyebabnya adalah perencanaan tidak mantap, pelaksanaan tidak tepat, pengawasan tidak ketat.
Apakah
itu struktur organisasi? Struktur organisasi ialah susunan pembagian
tugas secara formal yang ada dalam sebuah organisasi. Selain memiliki struktur,
organisasi juga memiliki desain organisasi.
Desain
organisasi ini adalah sebuah proses yang meliputi enam elemen :
- Spesialisasi kerja : adanya pembagian kerja yang dibagi menjadi beberapa bagian.
- Pembagian departemen : Berdasarkan fungsi, produk, letak geografis, proses, dan jenis costumer
- Ada rantai komando : Sehingga banyaknya karyawan yang dibawahi harus dibatasi agar efektif dan efisien
- Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi : pengambilan keputusan secara terpusat pada level atas perusahaan
Desentralisasi : pengambilan keputusan dari level bawah yang terkait langsung dengan aksi
- Formalisasi : ada standardisasi pada setiap organisasi sehingga perilaku karyawan mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditentukan
- Spesialisasi kerja : adanya pembagian kerja yang dibagi menjadi beberapa bagian.
- Pembagian departemen : Berdasarkan fungsi, produk, letak geografis, proses, dan jenis costumer
- Ada rantai komando : Sehingga banyaknya karyawan yang dibawahi harus dibatasi agar efektif dan efisien
- Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi : pengambilan keputusan secara terpusat pada level atas perusahaan
Desentralisasi : pengambilan keputusan dari level bawah yang terkait langsung dengan aksi
- Formalisasi : ada standardisasi pada setiap organisasi sehingga perilaku karyawan mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditentukan
Biasanya keputusan-keputusan yang ada pada
organisasi dipengaruhi oleh keputusan struktural
Dan yang
mempengaruhi keputusan struktural:
-Keseluruhan
strategi organisasi
-Ukuran
organisasi : dipengaruhi oleh besar/kecilnya sebuah organisasi
-Teknologi
yang digunakan : Struktur perusahaan beradaptasi dengan teknologi yang
dipakai, dan teknologi ini biasanya selalu berkembang
dipakai, dan teknologi ini biasanya selalu berkembang
-
Kadar ketidakpastian lingkungan : terdapat lingkungan yang stabil ada pula
lingkungan yang dinamis, dan organisasi tersebut harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya
lingkungan yang dinamis, dan organisasi tersebut harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya
Kerangka dari Strategi :
- Inovasi : mengejar keuntungan kompetitif dengan inovasi yang berarti dan khas
- Meminimalisir Pengeluaran : Fokus dengan mengontrol ketat pengeluaran yang membutuhkan struktur mekanik pada organisasi
- Imitasi : meminimalkan resiko dan memaksimalkan keuntungan dengan meniru penguasa pasar yang membutuhkan organik dan mekanik elemen pada organisasi
- Inovasi : mengejar keuntungan kompetitif dengan inovasi yang berarti dan khas
- Meminimalisir Pengeluaran : Fokus dengan mengontrol ketat pengeluaran yang membutuhkan struktur mekanik pada organisasi
- Imitasi : meminimalkan resiko dan memaksimalkan keuntungan dengan meniru penguasa pasar yang membutuhkan organik dan mekanik elemen pada organisasi
Model desain
organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal
pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau
posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Disain mengandung
unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi,
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan kerja.
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu
1. Desain organisasi
Mekanistik
2. Desain organisasi
orgranik
Merupakan desain organisasi menekankan pada kepentingan pencapaian
produksi yang tinggi dan efisien melalui penggunaan aturan dan prosedur yang
ekstensif, sentralisasi wewenang, dan spesialisasi tenaga kerja yang tinggi.
Empat prinsip fungsi manajemen organisasi
menurut Henri Fayol yang relevan dalam memahami model mekanistik.
a. Prinsip Spesialisasi
Henri Fayol menetapkan spesialisasi sebagai alat yang terbaik untuk memanfaatkan individu dan kelompok individu. Metode ini seperti standar kerja dan studi gerak dan waktu, menekankan sisi dimensi teknis (bukan perilaku).
Henri Fayol menetapkan spesialisasi sebagai alat yang terbaik untuk memanfaatkan individu dan kelompok individu. Metode ini seperti standar kerja dan studi gerak dan waktu, menekankan sisi dimensi teknis (bukan perilaku).
b. Prinsip Kesatuan Arah
Menurut prinsip ini, pekerjaan harus dikelompokkan menurut bidang spesialisasi. Perekayasa harus dikelompokkan dengan perekayasa, wirajual dengan wirajual, akuntan dengan akuntan. Dasar depatementalisasi yang relatif banyak mengimplementasikan prinsip ini adalah dasar fungsional.
Menurut prinsip ini, pekerjaan harus dikelompokkan menurut bidang spesialisasi. Perekayasa harus dikelompokkan dengan perekayasa, wirajual dengan wirajual, akuntan dengan akuntan. Dasar depatementalisasi yang relatif banyak mengimplementasikan prinsip ini adalah dasar fungsional.
c. Prinsip
Wewenang dan Tanggung Jawab
Henri Fayol percaya bahwa seorang manajer sebaiknya diberikan wewenang yang cukup guna menjalankan tanggung jawab tugasnya. Karena tanggung jawab manajer puncak dipandang sangat penting bagi masa depan organisasi dibanding manajemen yang lebih rendah, penerapan prinsip tidak dapat dielakkan lagi mengarah pada wewenang sentralisasi. Wewenang sentralisasi memandang bahwa hasil secara logika bukan hanya karena tanggung jawab yang lebih besar dari manajemen puncak, tetapi juga karena kerja pada tingkat ini lebih komplek, jumlah pekerja yang terlibat lebih besar, dan hubungan antara tindakan serta hasil menjadi jauh.
Henri Fayol percaya bahwa seorang manajer sebaiknya diberikan wewenang yang cukup guna menjalankan tanggung jawab tugasnya. Karena tanggung jawab manajer puncak dipandang sangat penting bagi masa depan organisasi dibanding manajemen yang lebih rendah, penerapan prinsip tidak dapat dielakkan lagi mengarah pada wewenang sentralisasi. Wewenang sentralisasi memandang bahwa hasil secara logika bukan hanya karena tanggung jawab yang lebih besar dari manajemen puncak, tetapi juga karena kerja pada tingkat ini lebih komplek, jumlah pekerja yang terlibat lebih besar, dan hubungan antara tindakan serta hasil menjadi jauh.
d. Prinsip Rantai Berjenjang
Hasil yang wajar dalam mengimplementasikan tiga prinsip yakni suatu rantai hubungan berjenjang manajer dari wewenang yang paling tinggi hingga yang lebih rendah. Rantai berjenjang adalah rute semua komunikasi vertikal dalam organisasi. Semua komunikasi dari tingkat terendah harus melewati masing-masing atasan dalam suatu lintas komando.
Hasil yang wajar dalam mengimplementasikan tiga prinsip yakni suatu rantai hubungan berjenjang manajer dari wewenang yang paling tinggi hingga yang lebih rendah. Rantai berjenjang adalah rute semua komunikasi vertikal dalam organisasi. Semua komunikasi dari tingkat terendah harus melewati masing-masing atasan dalam suatu lintas komando.
Model Mekanistik
mencapai tingkat produksi dan efisiensi yang tinggiu berkaitan dengan
karakteristik:
1. Sangat kompleks karena menekankan pada spesialisasi tenaga kerja.
2. Sangat tersentralisasi karena menekankan pada
wewenang dan tanggung gugat
(accountability).
(accountability).
3. Sangat formal karena menekankan pada fungsi sebagai dasar
departemen.
Karakteristik
organisasi ini dan praktik menekankan pada penggunaan yang luas dari model
organisasi. Tetpai model mekanistik bukan hanya satu-satunya yang digunakan.
Model organik dari
desain organisasi berada dalam posisi yang bertentangan dengan model mekanistik
berkaitan dengan perbedaan karakteristik organisasi dan praktik. Perbedaan yang
sangat nyata antara dua model adalah konsekuensi dari perbedaan kriteria
efektivitas yang masing-masing berupaya mencapai maksimalisasi. Sementara model
mekanistik memaksimalkan efisiensi dan produksi model organik memaksimalkan
kepuasan, fleksibilitas dan pengembangan.
Organisasi organik
fleksibel terhadap perubahan tuntutan lingkungan karena desain organisasi
organik mendorong pemanfaatan yang lebih besar dari potensi manusia. Manajer
didorong memakai praktik yanbg memacu seluruh motivasi manusia melakukan desain
pekerjaan yang menekankan pada pertumbuhan pribadi dan tanggung jawab.
Pengambilan keputusan, pengendalian, dan proses penetapan sasaran
desentralisasi dan disebarkan pada semua tingkat organisasi. Komunikasi
mengalir ke seluruh organisasi, tidak begitu saja turun menurun garus komando. Praktik
ini dimaksudkan untuk mengimplementasikan suatu asumsi dasar dari model organik
yang menetapkan bahwa suatu organisasi akan menjadi efektif pada suatu
tingkat dimana struktur dipakai “untuk menjamin suatu probabilitas maksimum
dengan latar belakangnya, nilai-nilai, keinginan dan harapan, kita meninjau
pengalaman sebagai dukungan dan satu sisi untuk membangun dan menjaga harga
diri dan kepentingan.
Suatu desain
organisasi yang memberikan individu seperti harga diri dan motivasi serta
kepuasan fasilitas, fleksibilitas dan pengembangan akan mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
1. Hal ini relatif sederhana karena tidak menekankan pada spesialisasi
dan menekankan pada peningkatan rentang pekerjaan.
2. Relatif desentralisasi, karena menekankan pada delegasi wewenang
dan peningkatan kedalaman pekerjaan.
3. Relatif informal karena menekankan pada produk dan pelanggan
sebagai dasar bagi departemen.
Komentar
Posting Komentar