PERHITUNGAN PENCIPTAAN NILAI
1.
Pengertian
Penciptaan Nilai
Penciptaan nilai adalah
penambahan nilai baru
terhadap kegiatan individu atau kelompok untuk menghasilkan produk/jasa yang
lebih cepat, lebih tepat, lebih efisien, lebih bermutu, lebih responsif, dan
lebih fleksibel.
2.
Pengukuran
Nlai dengan Penggunaan Arus Kas
Menurut
PSAK No.2. revisi 2009, paragraf 10 Laporan arus kas harus melaporkan arus kas
selama periode terentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi investasi, dan pendanaan.
Laporan arus kas adalah arus kas masuk dan arus arus kas keluar atau sumber dan
pemakaian kas dalam suatu perusahaan.
Tujuan
dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan,
perubahan kas, dan setara kas pada periode tertentu yang digunakan untuk
mengambil keputusan baik oleh pihak eksternal / internal perusahaan. Sehingga,
pengukuran dengan meggunakan laporan arus kas dapat digunakan untuk mengetahui
nilai perusahaan atau kodisi perusahaan.
Nilai
dari investasi adalah penjumlahan seluruh arus kas yang telah didiskonto, untuk
menilai kelayakan sebuah proyek baru.
2.1
Nilai
Perusahaan
Nilai
perusahaan = Nilai sekarang dari free cash flow dari kegiatan operasi + nilai aset non perating
2.2
Shareholder
Value from Operations and Total Shareholder Value
Shareholder value
= Nilai sekarang dari free cash flow
dari kegiatan operasi (from operations)–
total utang
3.
Analisis
Nilai Pemegang Saham
Menurut
Sri Rahayu (2010) “Analisis nilai pemegang saham dalam hal ini dapat dilihat
dari adanya investor yang melakukan review terhadap kinerja suatu perusahaan
dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi
investasi”. Sehingga kita dapat melihat
keberhasilan manajemen perusahaan mengelola
asset dan modal untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Alfred
Rappaport telah mengembangkan Rappaport shareholder value analysis yang mengasumsikan
perubahan yang relatif tenang dalam beberapa elemen arus kas dari satu tahun ke
tahun berikutnya karena elemen-elemen tersebut terkait dengan tingkat
penjualan.
Dalam
mengestimasi arus kas di masa depan, Rappaport mengasumsikan tingkat
pertumbuhan penjualan yang konstan adalah:
1. Marjin laba
operasi yang konstan.
2. Keuntungan
dalam model ini adalah keuntungan sebelum beban bunga dan pajak.
3. Tarif
pajak adalah persentase dari laba operasi dan diasumsikan
kontan.
4. Aset
tetap dan modal kerja nilainya terkait dengan kenaikan pada penjualan.
Menggunakan Analisis Nilai Pemegang Saham untuk Menilai Perusahaan
Secara Keseluruhan
Nilai
perusahaan adalah jumlah dari utang dan ekuitas.Komponen utang dalam
perhitungan nilai perusahaan adalah nilai pasar dari utang jagka panjang
ditambah dengan nilai pasar dari saham preferen.
Rappaports
corporate value:
Corporate Value
= Nilai sekarang (dari arus kas operasi dalam periode perencanaan) + Nilai
sekarang dari arus kas operasi setelah periode perencanaan + Nilai saat ini
sekuritas yang diperdagangkan dan investasi jangka panjang
4.
Economic Profit
Laba
ekonomi (Economic Profit) juga sering
disebut dengan residual income
memiliki keuntungan dibandingkan dengan analisis nilai pemegang saham. Hal
tersebut dikarenakan, laba ekonomi menggunakan sistem pelaporan akuntansi
perusahaan yang terfokus kepada keuntungan bukan arus kas. Manajer dapat lebih
mudah memahami dan menerima angka laba dibandingkan dengan informasi arus kas.
Laba ekonomi (Economic Profit)
merupakan total pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya ekonomi
perusahaan. Termasuk dalam biaya ekonomi adalah biaya eksplisit dan biaya
implisit. Laba ekonomi menjadi salah satu faktor penting untuk memutuskan
apakah perusahaan bisa masuk ke pangsa pasar tertentu atau bahkan keluar dari
market tersebut.
Rumus
perhitungan laba ekonomi (Economic
Profit), adalah sebagai berikut:
Biaya eksplisit
adalah pengeluaran aktual perusahaan kepada pihak lain sebagai imbalan atas
sumber daya yang digunakan untuk kegiatan perusahaan atau pengeluaran uang
tunai yang benar-benar terjadi. Termasuk didalamnya adalah upah tenaga kerja,
harga sewa modal, perlengkapan, gedung, dan harga pembelian bahan mentah serta
barang setengah jadi.
Biaya implisit/ biaya tersembunyi
adalah opportunity cost/ biaya
peluang yang muncul karena aset perusahaan tidak digunakan untuk penggunaan
terbaiknya. Namun, nilai tersebut merupakan biaya yang secara ekonomis harus
ikut diperhitungkan sebagai biaya produksi, meskipun tidak dibayar dalam bentuk
uang. Tidak ada arus kas keluar dari perusahaan atas biaya implisit. Biaya yang
termasuk dalam biaya implisit, yaitu semua pengeluaran upah tenaga keja
sendiri, modal, serta
Contoh Perhitungan Laba Ekonomi:
PT
ABC memperoleh proyek yang akan menghasilkan laba bersih (accounting profit) sebesar Rp 50 miliar. Proyek tersebut akan
berlangsung selama 1 tahun. Proyek tersebut menggunakan pabrik yang dapat
disewakan kepada pihak ketiga dan memberikan pendapatan sewa sebesar Rp20
miliar.
Biaya
implisit dalam contoh ini adalah pendapatan sewa yang seharusnya dapat diterima
jika perusahaan tidak menggunakan bangunan tersebut untuk mengerjakan proyek yang
diterima.
Laba
akuntansi = Rp50 miliar
Laba
ekonomi = Rp50 miliar - Rp20 miliar
Laba
ekonomi = Rp30 miliar
4.1 Pendekatan Entitas dalam
Menghitung Laba Ekonomi
Versi
ini didasarkan pada jumlah laba setelah pajak namun sebelum dikurangi
dengan bunga.
Rumus:
Weighted average cost
of capital (WACC) merupakan perhitungan cost of capital berdasarkan porsi debt (utang) dan equity (ekuitas) dari perusahaan. Menghitung WACC dapat menggunakan
rumus, sebagai berikut:
D
= Debt/ Hutang
E
= Equity
V
= Value
= debt + equity (Modal
yang diperolehdariHutangdanEkuitas)
Re
= Cost of Equity (Tingkat
Pengembalian Biaya
Ekuitas)
Rd
= Cost of Debt (Tingkat Pengembalian Pinjaman Hutang)
ContohPerhitunganLabaEkonomimenggunakanPendekatanEntitas
PT
ABC memiliki Weighted Average Cost Of
Capital (WACC) sebesar 12% dan memiliki total aset sebesar $1.000.000. Laba
operasi sebelum bunga dan setelah pajak adalah $180.000 setahun. Berapakah laba
ekonomi PT ABC?
Laba
ekonomi PT ABC = $180.000 -
(12% x $1.000.000)
= $60.000.
4.2 Manfaat Laba Ekonomi
Fokus
kepada laba ekonomi bukan kepada laba yang dihasilkan oleh sistem akuntansi
memiliki keunggulan karena manajemen harus benar-benar mengamati nilai
investasi perusahaan secara hati-hati. Laba akuntansi yang besar tidak selalu
menghasilkan laba ekonomi yang positif, apabila perusahaan berinvestasi pada
aset yang tidak meningkatkan penjualan perusahaan.
Fokus
kepada laba ekonomi telah membantu manajemen dalam mengurangi aset-aset yang
tidak produktif, seperti nilai bahan baku yang terlalu tinggi atau aset tetap
yang menganggur.
1. Laba
ekonomi dapat digunakan untuk mengevaluasi opsi stratejik yang menghasilakan
tingkat pengembalian untuk sejumlah periode tertentu.
2. Laba
ekonomi memiliki kelebihan dibandingkan dengan
analisis nilai pemegang saham karena laba ekonomi dapat digunakan untuk melihat
kinerja perusahaan relatif terhadap aset yang digunakan setiap tahunnya.
4.3 Kesulitan dengan Laba
Ekonomi
1.
Laporan posisi keuangan tidak mencerminkan modal yang diinvestasikan
perusahaan (invested capital)
a.
Laporan posisi keuangan tidak melaporkan aset pada nilai sekarang dari
arus kas yang dihasilkan oleh aset tersebut dimasa depan.
b.
Aset dalam posisi keuangan dilaporkan pada harga perolehannya dikurangi
dengan penyusutan dan amortisasi.
c.
Laporan posisi keuangan biasanya menilai aset lebih rendah dibandingkan
dengan nilai wajar, sehingga laba ekonomi menjadi lebih tinggi dari kondisi
yang sebenarnya.
2.
Adanya tindakan manipulasi
Laporan keuangan berisikan angka-angka yang
sudah dimanipulasi untuk mencapai target keuntungan yang telah ditetapkan
sebelumnya (earning management and
creative accounting). Perusahaan dapat saja memperoleh angka laba ekonomi
yang positif dan angka NPV(Net Present Value) negatif secara bersamaan. Laba ekonomi yang
digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja manajemen dapat membuat
manajemen terfokus kepada laba ekonomi yang tinggi pada jangka pendek, meskipun
dalam jangka panjang proyek-proyek yang dijalankan perusahaan memiliki angka
NPV(Net Present Value) yang negatif.
3.
Kesulitan dalam mengalokasikan pendapat, biaya, dan modal ke unit
bisnis, produk, atau pelanggan.
5.
ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)
EVA
merupakan salah satu ukuran kinerja operasional yang dikembangkan pertama kali
oleh G. Bennet Stewart & Joel M. Stren yaitu seorang analis keuangan dari
perusahaan Sten Stewart & Co pada tahun 1993. Di Indonesia metode EVA
dikenal dengan sebutan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). Berikut ini
beberapa definisi mengenai EVA menurut para ahli:
·
Menurut Iramani & Febrian
(2005), EVA adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam
suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta
manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal.
·
Menurut Warsono (2001:
46), EVA adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak dengan biaya
modalnya. EVA merupakan suatu estimasi laba estimasi laba ekonomis yang benar
atas suatu bisnis selama tahun tertentu.
·
Menurut Tandelilin
(2001: 195), EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam
meningkatkan nilai tambah (value added)
bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/ efektif
(dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada
peningkatan harga saham perusahaan.
Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan
keuntungan operasional setelah pajak, dikurangi dengan total biaya modal (cost of capital) tahunan. Jika EVA lebih
besar dari nol berarti perusahaan telah menciptakan nilai atau kekayaan untuk
pemegang saham, sebaliknya jika EVA negatif maka perusahaan tidak dapat
menciptakan nilai atau kekayaan untuk pemegang saham.
Berikut
ini adalah Formula EVA :
Laba Operasi x (1–tarif pajak ) – (Weighted Average Cost of Capital x
(Total aset – Liabilitas Lancar)
Contoh:
Berikut
ini adalah data-data untuk menghitung EVA PT EFG untuk tahun 2012.
LabaOperasi
|
Total Aset
|
LiabilitasLancar
|
WACC
|
TarifPajak
|
Rp
150 Milyar
|
Rp
1 Trilyun
|
Rp
200 Milyar
|
12%
|
25%
|
EVA = Laba operasi x (1
tarif pajak) – (Weighted Average Cost of
Capital x (Total aset – Liabilitas Lancar)
EVA = 150 Milyar *
(1-25%) – (12% * (Rp 1 Trilyun – 200 Milyar)
EVA = Rp 16.5 Milyar
Jadi,
EVA PT EFG di tahun 2012 lebih besar dari nol maka perusahaan mampu menciptakan
kekayaan untuk pemegang sahamnya.
5.1 UKURAN PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DALAM EVA
Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan
ketentuan:
1. Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat
dikatakan baik, sehingga terjadi proses perubahan nilai ekonomisnya.
2. Jika EVA = 0, maka kinerja keuangan
perusahaan secara ekonomis dalam keadaan impas, Jika EVA < 0, maka kinerja keuangan Perusahaan tersebut dikatakan
kurang bagus karena laba yang diperoleh tidak memenuhi harapan penyandang dana,
sehingga tidak terjadi penambahan nilai ekonomis pada perusahaan.
5.2 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
ECONOMIC VALUE ADDED
a)
Kelebihan
EVA
Kegunaan
model EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan
nilai perushaan, sebab inilah salah satu fungsi penggunaan EVA. Kelebihan lain
dari EVA yang diungkapkan oleh Mirza (1997) (dalam Mulia 2002: 134):
1. EVA
memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya
modal sebagai risiko investasi.
2. EVA
dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding dari
perusahaan lain maupun standar industri sebagaimana konsep analisis rasio
keuangan.
3. Konsep
EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan memperhatikan harapan penyedia dana
secara adil dimana derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang (weighted) struktur modal yang ada dan
berpedoman pada nilai pasar bukan pada nilai buku.
4. Penerapan
konsep EVA yang praktis merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi pebisnis
untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan permodalan.
5. EVA
dapat digunakan sebagai tolak ukur pemberian bonus pada karyawan.
6. Konsep
EVA mempengaruhi keputusan organisasi untuk keluar dari unit usaha yang
mempunyai negative value added.
Sehingga
dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu metode penilaian yang akurat dan
komperhensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu
perusahaan.
b)
Kelemahan EVA
Melihat
berbagai kelebihan EVA, ternyata juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang
diungkapkan Mirza (1997) (dalam Mulia 2002: 134) sebagai berikut:
1. EVA
hanya mengukur hasil akhir (result),
konsep ini tidak megukur aktivitas penentu seperti loyalitas dan referensi
konsumen tidak diperhatikan.
2. EVA
terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor mengandalkan pendekatan
fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli
saham tertentu.
3. Konsep ini sangat tergantung pada transnparansi internal
dalam perhitungan EVA secara akurat.
Walaupun terdapat kelemahan, EVA tetap berguna untuk
dijadikan acuan. Mengingat EVA
memberikan pertimbangan atas harapan investor terhadap investasi mereka.
Pengambilan dari suatu investasi baru akan berarti apabila besarnya
pengembalian tersebut melebihi biaya modal yang dikeluarkan untuk mewujudkan
investasi tersebut.
5.3
MANFAAT
ECONOMIC VALUE ADDED
Manfaat dari penerapan EVA antara lain (Utama, 1997; 12)
:
1. Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang
berfokus pada penciptaan nilai (value
creation).
2. Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka
adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta nilai pemegang saham.
3. Dapat membuat para manajer berfikir dan juga bertindak
seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan
tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai
perusahaan dapat dimaksimumkan.
4. EVA membuat para manajer agar memfokuskan perhatian pada
kegiatan yang menciptakan nilai dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi
kinerja berdasarkan kriteria maksimum nilai perusahaan.
5. EVA menyebabkan perusahan untuk lebih memperhatikan
struktur modalnya.
6. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau
proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi, daripada biaya modalnya.
5.4 STRATEGI
MENINGKATKAN EVA
Menurut
Amrullah yang dikutip oleh Sofiarini (2004: 14) ada beberapa strategi untuk
meningkatkan EVA:
1. Strategi
penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan (Profitable Growth). Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal
yang diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.
2. Strategi
penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi dalam hal ini menaikkan
keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal.
3. Strategi
penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak
menjanjikan (rationalize and exit
unrewording business). Hal ini berarti menarik modal yang tidak produktif
dan menarik modal dari aktivitas yang menghasilkan tingkat pengembalian yang
rendah dan menghapus unit bisnis yang tidak menjanjikan hasil.
6.
CASH FLOW RETURN ON
INVESTMENT (CFROI)
CFROI
menunjukkan kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan arus kas yang berkelanjutan
dibandingkan dengan arus kas yang diinvestasikan di perusahaan. Selisih antara
CFROI dengan biaya modal (cost of capital)
merefleksikan potensi penciptaan nilai perusahaan (semakin tinggi selisihnya,
semakin tinggi potensinya). Perubahan dalam CFROI setiap tahunnya dapat
digunakan sebagai indikator kinerja perusahaan.
Formula
CFROI adalah sebagai berikut:
Laba
operasi x (1-tarif pajak) + beban penyusutan + beban noncash lainnya
Modal
yang diinvestasikan
1.
DAFTAR
PUSTAKA
Alie,
AsnitadanArinyMaghfirah. 2016. PerhitunganPenciptaanNilai. Makalah Online, http://nitaalie.blogspot.co.id/2016/04/perhitungan-penciptaan-nilai.htmldiaksespada 13
Februari 2018.
Amri,
NurFadhila. 2015. AnalisisNilaiPemegangSaham.Online, https://www.e-akuntansi.com/2015/10/analisis-nilai-pemegang-saham.htmldiaksespada 13
Februari 2018.
Hidden.
2011. Ecconomic Value Added (EVA).
Online.http://kmukti.blogspot.co.id/2011/12/economic-value-added-eva.html, diaksestanggal
10 Februari 2018.
Iramani,
Rr. Febrian Erie. Financial Value
Added: Suatu Paradigma dalam Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah
Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.7(1). 1 – 10.2005.
Po, Martien. 2015. Memahami WACC. Online, http://penilaimuda.com/memahami-wacc-bagian-2/ diakses pada 11 Februari 2018.
Sanjaya,
Ade. 2015. PengertianEconomic Value Added
(EVA)DefinisiTujuanKonsepKeunggulanKelemahanPerhitungan. [Online].http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-economic-value-added-eva.html,diaksestanggal
10 Februari 2018.
Warsono.
Manajemen Keuangan Perusahaan, edisi ketiga. Malang : Banyumedia
Publising, 2003.
Komentar
Posting Komentar