GLOBALISASI
1.
Dampak positif globalisasi
a.
Bidang ekonomi
Perekonomian
paling merasakan dampak positif globalisasi. Perkembangan industri begitu
pesat, perdagangan bisa terjadi lintas negara serta membuka pasar tenaga kerja
internasional. Dengan diterapkannya perdagangan bebas maka produk dalam negeri
dapat dipasarkan ke berbagai negara tanpa bea masuk.
Selain
berpangaruh terhadap perdagangan antar negara, globalisasi juga mendorong
terbentuknya lembaga-lembaga ekonomi dunia yang beranggotakan negara-negara di
dunia. Seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Trade Organization
(WTO), sebagai organisasi dunia yang membantu mengatur laju perdagangan dan
perputaran uang antarnegara. Globalisasi ikut berperan untuk membentuk perjanjian
kerjasama perdagangan regional seperti Asia-Pasifik Economic Cooperation
(APEC), North American Free Trade (NAFTA), Asian Free Trade Area (AFTA) dan
adanya pembentukaan mata uang Euro sebagai mata uang bersama negara-negara di
kawasan Eropa.
b.
Bidang politik
Meskipun
politik dan pemerintahan merupakan hak kedaulatan setiap negara, akan tetapi
dalam penyelenggaraan pemerintahan di era global ini, negara-negara lain
menuntut adanya sikap keterbukaan, demokratis dan menghormati hak-hak asasi
manusia. Mau tidak mau setiap negara harus mempraktekkan penyelenggaraan
pemerintahan sesuai dengan tuntutan globalisasi.
Kita
juga merasakan dampak dari sistem pemerintahan yang terbuka, demokratis dan
menghargai hak asasi manusia. Setiap warga negara mempunyai hak untuk
dilibatkan secara langsung dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta
melakukan pengawasan jalannya pemerintahan. Sebagai contoh dalam menentukan
wakil rakyat di DPR dan DPRD, setiap warga negara yang telah memenuhi syarat
berhak memilih langsung dalam pemilu yang demokratis. Selain itu pemerintahan
juga dijalankan dengan transparan dan akuntabel.
c.
Bidang sosial budaya
Dengan
globalisasi, nilai-nilai budaya asing banyak yang masuk ke Indonesia lewat
televisi, majalah, surat kabar maupun internet. Salah satunya budaya berpikir
rasional yang banyak berkembang di negara-negara barat. Globalisasi
memungkinkan kita untuk belajar berpikir rasional dari negara lain. Hasilnya,
kehidupan yang rasional, berdasarkan akal berkembang pesat di negara kita. Dengan
adanya globalisasi bentuk kehidupan mulai mengalami perubahan. Globalisasi
mendorong kepada setiap orang untuk hidup lebih terbuka, kreatif serta inovatif
berdasarkan akal dan pikiran.
d.
Bidang teknologi dan informasi
Dengan
semakin canggih teknologi dan informasi memungkinkan setiap orang mampu
melewati batas-batas negara dalam waktu singkat. Kita dapat menghemat waktu
dalam berkomunikasi dengan bangsa lain. Selain itu informasi dari negara lain
dengan cepat dapat kita terima. Globalisasi di bidang teknologi dan informasi
membuat seseorang yang menginginkan informasi tentang peluang kerja ke luar
negeri cukup duduk di depan komputer, browsing di internet tanpa membuang waktu
dan energi telah mendapatkan informasi apa yang diinginkan.
Selain
dampak positif globalisasi seperti yang telah disampaikan diatas, Wijianto
(2005:65) menyebutkan bahwa pengaruh positif globalisasi pada kehidupan manusia
di dunia, dapat dibuktikan dengan adanya fakta-fakta sebagai berikut:
- Pendapatan per kapita di negara-negara berkembang telah meningkat lebih pesat rata-rata lima persen per tahun dibandingkan di negara-negara maju selama dua dasawarsa terakhir.
- Angka kematian bayi turun secara drastis di sebagian besar negara berkembang terhitung sejak berakhirnya Perang Dunia II.
- Pada saat yang sama, tingkat harapan hidup di China telah meningkat dua kali lipat tingkat harapan hidup di India meningkat sejak 1970.
- Ada bukti kuat bahwa perekonomian yang paling terbuka terhadap perdagangan global menikmati peningkatan pertambahan GDP yang semakin tinggi, Bank Dunia telah menghitung bahwa tiga negara teratas dengan rasio ekspor GDP tertinggi mengalami pertumbuhan ekonomi paling tinggi selama dua dasawarsa terakhir.
2.
Dampak negatif globalisasi.
a.
Bidang politik
Perkembangan
globalisasi berpengaruh terhadap kedaulatan suatu negara dalam menjalankan
pemerintahan serta mengatur negaranya. Gejala ini terjadi hampir di setiap
negara. Hal ini, dikarenakan adanya aturan-aturan baru yang telah disepakati
bersama dengan lembagalembaga global misalnya PBB dan WTO.
Di
Indonesia setelah nilai-nilai politik luar masuk secara langsung atau tidak
langsung membuat lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat
kekeluargaan, musyawarah mufakat dan gotong royong yang telah lama kita miliki.
Kita bersyukur, pendiri bangsa ini mewariskan Pancasila sebagai ideologi
bangsa, menjadi pedoman bagi generasi selanjutnya dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dengan demikian setiap pengaruh politik luar harus
disaring dengan nilai-nilai Pancasila.
Nilai-nilai
Pancasila seperti kekeluargaan, musyawarah mufakat harus kita pegang teguh
dalam setiap aktivitas di bidang politik. Kita seringkali mencermati
berkembangnya kebebasan berpolitik terkadang justru menciptakan kebebasan yang
kebablasan sehingga tidak mempedulikan aturan. Selain itu kebebasan berpolitik
telah meningkatkan nilai-nilai politik individual dan melupakan kolektivitas
kelompok masyarakat.
b.
Bidang ekonomi
Berkembangnya
globalisasi membuat perekonomian suatu negara mengalami perubahan drastis.
Sektor-sektor ekonomi rakyat yang semula mendapat subsidi sekarang semakin
berkurang, lembaga ekonomi seperti koperasi sulit untuk berkembang dan
penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya mulai ditinggalkan.
Kompetisi
produk dan harga semakin meninggi sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang
semakin selektif. Ini semua tidak lepas adanya semangat kapitalisme yang tumbuh
semakin subur dan berpotensi menciptakan kesenjangan ekonomi antara
negara-negara kaya dengan negara-negara berkembang. Negara-negara kuat secara
ekonomi akan melakukan perluasan pasar dalam rangka mencari keuntungan
sebesar-besarnya meskipun dapat merugikan negara-negara yang ekonominya masih
lemah.
c.
Sosial budaya
Melalui
teknologi informasi dan komunikasi yang canggih masyarakat seluruh dunia dapat
menikmati
nilai-nilai budaya global yang dapat melunturkan nilai-nilai lokal. Lunturnya
nilai lokal mengakibatkan terjadinya krisis nilai dan identitas. Orang-orang
cenderung bergaya individualisme, pragmatisme, hedonisme, konsumerisme.
Meninggalkan semangat gotong-royong solidaritas dan kesetiakawan sosial, serta
nilai-nilai keagamaan.
Menyikapi
Dampak Globalisasi
1.
Sikap menerima dampak positif globalisasi
Menurut
Wijianto (2005:68) pemikiran mengenai baik-buruknya globalisasi secara umum
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
- Sebagian besar negara dapat menerima dan mendukung dengan baik globalisasi. Kelompok ini beranggapan bahwa globalisasi merupakan jalan keluar untuk memperbaiki perekonomian dan kesejahteraan rakyat di dunia ini.
- Sebagian bersikap kritis dan menolak globalisasi. Kelompok ini beranggapan bahwa globalisasi dianggap sebagai bentuk penjajahan dari negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang dan miskin. Dengan adanya globalisasi semakin meningkatkan kemiskinan dan ketidakadilan bagi masyarakat.
- Sebagian menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat begitu kuatnya dampak buruk yang ditimbulkan oleh globalisasi.
Indonesia
mengakui bahwa globalisasi memberikan keuntungan bagi kemajuan bangsa
Indonesia. Keuntungan yang diperoleh Indonesia dengan adanya globalisasi
diantaranya sebagai berikut.
- Terbukanya kegiatan perdagangan dunia dengan demikian pasar makin berkembang sehingga membuka peluang ekspor produk Indonesia ke berbagai negara.
- Dengan bertemunya nilai budaya sendiri dengan budaya bangsa lain dan diterima secara selektif akan membuka peluang berkembangnya nilai-nilai budaya sendiri.
- Memperkuat posisi bangsa dalam pergaulan dunia. Dengan menerima globalisasi ini berarti Indonesia tidak terkucilkan dari pergaulan dunia.
2.
Sikap menolak dampak negatif globalisasi
Sikap
yang dikembangkan Indonesia adalah menerima dampak positif dari globalisasi dan
menolak dampak negatifnya. Dampak negatif dari globalisasi yang di hindari
bangsa Indonesia adalah:
a. Ketidakadilan
Globalisasi
dapat menciptakan ketidakadilan dan kemiskinan karena penerapan aturan pasar
bebas yang disepakati secara global. Dengan adanya globalisasi ekonomi seti
negara diwajibkan menghapus hambatan perdagangan. Sebagai konsekuensinya banyak
investasi asing yang masuk ke negara kita dengan modal yang lebih besar maka
dengan mudah menutup peluang ekonomi rakyat yang modal lebih kecil. Kondisi
seperti ini, tidak sesuai dengan tujuan negara Indonesia yang termuat dalam
Pembukaan UUD 1945, yaitu mewujudkan kesejahteraan umum. Sikap kita adalah
menghindari dan menolak ketidakadilan ini.
b. Berkembanganya nilai budaya negatif
Bangsa
Indonesia dalam kehidupan sehar-hari dari sejak dulu telah memiliki nilai-nilai
luhur seperti; bersikap religius, pola hidup sederhana, bermusyawarah, rasa
kebersamaan dan gotong royong, bersikap sopan santun serta solidaritas sosial.
Apabila bangsa kita menerima nilai-nilai budaya asing secara utuh tanpa sikap
selektif maka nilai-nilai budaya yang bersifat negatif dan tidak sesuai dengan
budaya bangsa Indonesia akan diterima oleh masyarakat.
Sebagai
konsekuensinya akan berkembang pola hidup kebarat-baratan (westernisasi).
Nilai-nilai tersebut harus kita tolak karena tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia. Sebenarnya nilai-nilai budaya bangsa kita dapat dipergunakan
untuk menangkal dampak negatif dari globalisasi tersebut. Nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia harus selalu kita pertahankan meskipun arus globalisasi
mengalir dengan deras dalam kehidupan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus
tetap mempertahankan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia.
c.
Masuknya barang-barang ilegal
Globalisasi
memberikan peluang masuknya barang-barang produk luar negeri ke Indonesia
secara tidak resmi. Terjadilah persaingan harga yang kurang sehat. Masyarakat
yang memiliki kecenderungan pola hidup konsumtif banyak terjebak dengan
barang-barang yang ilegal karena dapat diperoleh dengan harga rendah. Kejadian
ini, dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi penerimaan pajak negara serta
kerugian masyarakat sendiri karena barang yang dibeli tidak dijamin
kualitasnya. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus memiliki sikap yang
selektif terhadap hal-hal yang bersifat negatif dan dapat menimbulkan kerugian
bangsa dan negara harus kita hindarkan.
Komentar
Posting Komentar